Sajiansedap.com - Anda pasti sangat familiar dengan lauk satu ini.
Ya, ikan memang sangat mudah di temukan di pasar.
Harganya juga cukup terjangkau.
Maka tidak heran para ibu rumah tangga membeli dalam jumlah banyak.
Ikan juga salah satu bahan olahan yang paling mudah dimasak.
Goreng hingga rebus tetap enak di santap dengan nasi panas.
Namun kala menggoreng ikan, ada hal yang harus anda perhatikan.
Jangan biarkan ikan terlalu kering.
Berikut ini alasan utamanya untuk anda.
Baca Juga: Resep Lele Goreng Kari, Menu Sederhana Dengan Racikan Bumbu yang Sedap
Cara Mengolah Ikan yang Paling Aman
Ikan goreng memang bisa jadi sangat menggoda.
Apalagi saat dimakan, kriuknya terasa sangat nikmat di mulut dan pasti ingin tambah terus.
Belum lagi kalau disajikan dengan sambal kesukaan, wah, bisa tidak berhenti mengunyah!
Tapi menurut pakar kesehatan, cara menggoreng ikan hingga benar-benar kering bisa merusak kandungan nutrisinya, terutama omega 3.
Apalagi jika akan disajikan untuk anak dan ibu hamil, ikan yang terlalu kering bisa jadi tidak ada nutrisinya.
Karena omega 3 tidak hanya bagus untuk perkembangan otak, tapi juga menutrisi otak anak hingga tua nanti.
Selain itu omega 3 juga mengandung antioksidan yang bisa mencegah peradangan.
Aliran pembuluh darah pun akan jadi lebih lancar.
Beragam penyakit seperti stroke dan yang berhubungan dengan pembuluh darah pun jadi berkurang.
Lalu bagaimana solusinya?
Kita bisa mengolah ikan dengan sajian lain seperti pepes, sop, kukus, atau pindang untuk menjaga nutrisi kandungannya.
Kalau masih suka ikan goreng, gunakan api sedang dan masukkan ikan saat minyak sudah panas sehingga proses masak tidak perlu terlalu lama dan ikan pun tidak benar-benar kering.
Soalnya, ikan termasuk bahan yang mudah matang sehingga tidak perlu dimasak dengan api kecil dalam waktu lama.
Dengan begitu, makan tetap lahap dan nutrisi ikan pun tetap terjaga.
Disarankan juga mengonsumsi 2 sampai 3 kali seminggu.
Apapun jenis ikannya, semua baik untuk tubuh, kok!
Yuk, rajin makan ikan!
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Baca Juga: Resep Ikan Masak Sawi Asin, Hidangan Dari Perpaduan Ikan Dan Sayur yang Rasanya Asik Banget
Hal Buruk dari Ikan Asin yang Memicu Kanker
Dalam sebuah acara bertajuk Patient Journey in Oncology Total Solution yang diadakan oleh PT Kalbe Farma Tbk di Bogor, Selasa (7/10/2019), Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Profesor DR Dr Aru W Sudoyo SpPD KHOM FINASIM FACP, menyebut bahwa ikan asin juga menjadi salah satu bahan makanan yang dapat memicu kanker.
Aru menyebutkan ada dua hal jelek atau tidak baik dari ikan asin dan menjadi racun pemicu kanker tersebut.
1. Kandungan garam tinggi
Untuk menjadikan ikan segar menjadi ikan asin, prosesnya akan melewati penggaraman supaya awet.
Hal itu garam dapat menghambat atau membunuh bakteri penyebab pembusukan pada ikan.
Proses penggaraman ikan pada umumnya dilakukan dalam tiga cara yaitu penggaraman kering (dry salting), penggaraman basah (wet salting), dan kench salting.
“Nah ikan asin, garamnya itu tinggi sekali. Garam dalam dosis tinggi itulah yang dapat memicu sel kanker. Meski daging ikannya awalnya tidak apa-apa,” kata Aru.
2. Proses penjemuran ikan asin
Setelah dilakukan penggaraman, ikan asin biasanya akan dijemur di sebuah halaman yang tersinari langsung terik matahari.
“Pada proses penjemuran, ada perubahan pada sel-sel daging ikannya, sehingga muncul bahan-bahan nitrat yang dikenal sebagai nitrosamin tadi,” tuturnya.
“Dalam ikan asin itu ada namanya nitrosamin (tobacco specific nitrosamin-TSNA), nah nitrosamin itukan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker,” imbuhnya.
Lalu berpotensi penyebab kanker apa?
Kanker karsinoma nasofaring (KNF) menjadi salah satu penyakit kanker yang dapat terjadi akibat terlalu sering mengkonsumsi ikan asin.
“Karena kebiasaan orang kita makan ikan asin dengan nasi panas, jadi nitrosaminnya juga terbawa uap, makanya yang biasa kena esofagus dan lambung,” kata dia.
Tidak hanya itu, kombinasi mengonsumsi bahan karsinogen lewat cara lain, seperti kebiasaan merokok, juga meningkatkan faktor risiko terkena kanker tersebut.
Kebiasaan lainnya adalah mengonsumsi makanan yang masih panas dengan terburu-buru.
Kombinasi panas yang mengenai tenggorokan, dosis garam tinggi dari ikan asin dan karsinogen dari rokok bila menghisap rokok setelah makan bisa meningkatkan risiko kanker.
“Biasanya kebiasaan itu terjadi bertahun-tahun begitu, makanya itu kanker esofagus sekarang tinggi, lambung juga,” ucap dia.
Baca Juga: Bukan Hanya Rasa, Tekstur Dari Resep Siomay Goreng Pedas Ini yang Membuatnya Jadi Camilan Favorit!
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR