SajianSedap.com - Buang air kecil atau kencing adalah salah satu mekanisme tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan kotoran.
Tidak heran jika warna air kencing akan berbeda tergantung konsumsi makanan Anda ataupun kondisi kesehatan.
Secara normal, kencing biasanya juga terjadi jika tubuh kelebihan cairan.
Tak heran jika Anda kerap sering kencing ketika terlalu banyak minum.
Namun, Anda harus waspada jika Anda terlalu sering kencing tapi tidak dlama kondisi minum cairan banyak.
Khususnya bagi para wanita, rupanya terlalu seirng kencing bisa menjadi pertanda bahaya pada vagina.
Konsumsi minuman berkafein seperti teh, kopi, cokelat, soda, dan sebagainya juga bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Asupan berkafein bersifat diuretik, atau dapat mendorong cairan keluar dari tubuh.
Selain itu, konsumsi obat-obatan dan minuman beralkohol juga dapat menyebabkan Anda jadi sering kencing.
Di luar kondisi tersebut, sering kencing bisa jadi gejala penyakit tertentu.
Khususnya bagi para wanita, terlalu sering kencing ini juga bisa menjadi pertanya adanya gangguan kesehatan di vagina yakni vaginistis.
Vaginistis atau peradangan pada vagina disebabkan infeksi jamur, bakteri, dan virus.
Vaginistis juga bisa disebabkan penggunaan obat tertentu, perubahan hormon, efek bahan kimia, atau alergi pakaian tertentu.
Nah, terlalu sering kencing ini juga menjadi salah satu gejalanya.
Selain sering kencing, gejala vaginistis lainnya yakni vagina terasa gatal dan panas saat buang air kecil.
Selain itu, vaginistis juga ditandai keluarnya cairan berbau dari organ kewanitaan.
Tak hanya vaginistis, terlalu sering kencing ternayata juga bisa menjadi pertanda penyakit lain yang berbahaya.
Artikel berlanjut setelah video berikut.
1. Sembelit
Penyebab sering kencing bisa dipengaruhi kondisi susah buang air besar atau sembelit.
Melansir Web MD, sembelit membuat usus penuh dan mendorong kandung kemih turun, sehingga penderitanya jadi sering kencing.
Dalam jangka panjang, sembelit juga dapat melemahkan otot-otot dasar panggul yang mengontrol usus dan kandung kemih.
2. Infeksi Saluran Kencing
Alasan kenapas sering kencing yang cukup umum adalah infeksi saluran kencing.
Infeksi bakteri dapat menyerang ginjal, kandung kemih, atau saluran kencing.
Setelah terinfeksi, kandung kemih dapat membengkak dan susah menahan banyak air seni.
Tak hanya susah kencing, gejala infeksi saluran kencing lainnya yakni urine berwarna keruh, berdarah, dan mengeluarkan berbau tak sedap.
Selain gejala di atas, penderita infeksi saluran kencing juga bisa mengalami demam, kedinginan, mual, dan nyeri di perut samping atau bagian bawah.
3. Prostat
Pria memiliki kelenjar seukuran kacang kenari bernama prostat.
Kelenjar ini dapat membesar atau bengkak setelah usia 25 tahun.
Prostat yang membesar membuat aliran kencing terasa lemah dan tidak merata.
Sehingga, penderita prostat kerap merasakan sering kencing dan susah menahan kencing.\
4. Otot pelvis melemah
Penyebab sering kencing lainnya yakni otot pelvis yang berada di perut bagian bawah melemah atau longgar.
Otot pelvis bisa melemah karena kehamilan, persalinan, atau kandung kemih keluar dari posisi normal.
Otot pelvis juga bisa melemah saat uretra atau saluranan pembuangan air kecil longgar.
5. Diabetes
Sering kencing juga bisa menjadi gejala penyakit diabetes.
Ginjal penderita diabetes berupaya menyaring kelebihan gula, namun tidak mampu.
Sehingga, gula menumpuk di urine.
Kondisi ini membuat penderita diabetes sering buang air kecil.
Sering kencing juga bisa jadi tanda awal penyakit diabetes mellitus.
Tak hanya diabetes melitus, penyakit diabetes insipidus juga membuat penderitanya sering kencing.
Dalam sehari, penderita penyakit ini bisa kencing sebanyak 15 liter sehari atau lima kali lipat lebih banyak daripada intensitas buang air kecil normal.
Diabetes insipidus membuat tubuh tidak cukup memproduksi hormon vasopresin.
Hormon ini bertugas memberi tahu ginjal untuk melepaskan air ke dalam tubuh saat tubuh membutuhkannya.
Selain sering kencing, gejala diabetes insipidus di antaranya lelah, mual, bingung, dan sangat haus.
6. Sindrom nyeri kandung kemih
Penyakit sistitis interstitial atau sindrom nyeri kandung kemih membuat penderitanya kerap ingin sering kencing tapi tidak banyak urine mengalir.
Selain sering kencing, gejala sindrom nyeri kandung kemih lain yakni sakit di perut bagian bawah.
Rasa nyerinya semakin memburuk saat digunakan untuk buang air kecil atau berhubungan seks.
Nyeri kandung kemih bisa terjadi saat jaringan kandung kemih membengkak dan sangat sensitif.
7. Penyakit batu ginjal
Sering kencing juga bisa jadi gejala penyakit batu ginjal.
Mineral dan garam dapat membentuk batu kecil di ginjal.
Penderita batu ginjal juga bisa merasakan ingin sering kencing, tapi urine yang keluar sedikit.
Selain sering kencing, gejala batu ginjal lainnya yakni mual, demam, kedinginan, dan rasa sakit yang bisa menjalar sampai ke selangkangan.
Penyebab batu ginjal bisa karena berat badan berlebih, dehidrasi, diet tinggi protein, dan faktor keturunan.
8. Stroke
Penyakit stroke terkadang dapat merusak saraf yang mengontrol kandung kemih.
Dampaknya, penderita stroke bisa buang air kecil berlebihan, atau sering kencing tapi jumlah urine yang keluar sedikit.
Selain stroke, penyakit parkinson, multiple sclerosis, dan penyakit otak lainnya punya efek sejenis.
9. Tumor di sekitar kandung kemih
Di beberapa kasus, penyebab sering kencing terkait dengan tumor di sekitar kandung kemih.
Gejala tumor di sekitar kandung kemih di antaranya terdapat darah dalam urine, muncul benjolan di perut bagian bawah, dan nyeri saat berkemih.
Konsultasikan dengan dokter saat sering kencing disertai beberapa gejala di atas.
Untuk menentukan penyebab pasti kenapa sering kencing, dokter terlebih dulu memeriksa riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik.
Selain itu, ada juga serangkaian pemeriksaan lewat sistoskopi (pemeriksaan bagian dalam kandung kemih), tes neurologis, dan ultrasonografi.
Untuk itu segara periksakan diri ke dokter apabila terlalu sering kencing hingga berhari-hari.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 10 Penyebab Sering Kencing Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa Saja
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR