SajianSedap.com - Membahas mengenai asam urat, gangguan kesehatan satu ini memang kerap membuat orang kesakitan.
Pasalnya jiak kadar asam urat tinggi, biasanya akan menimbulkan nyeri di persendian.
Bahkan dalam kondisi yang parah bisa munucl bengkak, terutama di kaki.
Hal ini tentu saja akan mengganggu aktivitas karena rasa nyeri yang muncul kerap datang tiba-tiba.
Minum obat memang jadi solusi yang cepat, tapi tentu obat alami lebih aman.
Nah ternyata salah satu obat mujarabnya adalah tanaman yang kerap tumbuh di depan rumah ini.
Mengobati Asam Urat dengan Tanaman Jelatang
Pernah mendengar tanaman jelatang?
Nama ini barangkali terdengar asing, namun Anda pasti pernah melihatnya di pekarangan rumah atau pinggir jalan.
Tanaman jelatang, atau dalam bahasa latin disebut sebagai urtica dioica, adalah tanaman herbal yang dipercaya dapat menjadi obat herbal alami untuk asam urat.
Bahkan telah dilakukak penelitian mengenai khasiatnya unutk mengobati asam urat.
Menurut Arthritis Foundation, sebuah penelitian di Jerman menemukan bahwa ekstrak tanaman jelatang mengandung zat antiradang bernama hox alpha.
Hox alpha diamati dapat menekan pelepasan sitokin yang memicu peradangan pada persendian.
Hal ini tentu bisa mengatasi gejala asam urat yang kerpa menyerang sendi.
Jelatang (Stinging nettle) juga kaya akan kalium, kalsium, dan magnesium.
Akan tetapi Anda harus hati-hati saat memetiknya.
Pasalnya, jelatang kerap menimbulkan alergi pada orang yang memiliki kulit sensitif saat dipetik.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Unutk itu gunakan sarung tangan saat memetiknya.
Meski terbukti mampu mengurangi gejala asam urat, namun hingga kini tanaman ini masih terus diteliti.
Selain tanaman jelatang, beberapa rempah dan tanaman lain juga memiliki khasiat yang mujarab untuk mengobati asam urat.
1. Jahe
Jahe adalah tanaman herbal yang salah satu manfaatnya dipercaya sebagai obat pereda nyeri asam urat alami, ungkap studi dalam jurnal Annals of Biological Research.
Manfaat ini diduga datang dari zat aktif antiradangnya, yaitu gingerols dan shogaol.
Sebuah penelitian juga menemukan bahwa efek antinyeri jahe lebih unggul dari obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti paracetamol atau ibuprofen.
Pasalnya, NSAID hanya bekerja menghalangi pembentukan senyawa peradangan prostaglandin dan leukotrien.
Jahe dilaporkan dapat menghalangi pembentukan keduanya sementara juga memecah peradangan dan keasaman dalam cairan di persendian.
Pengidap asam urat yang teratur mengonsumsi jahe tiap hari melaporkan perbaikan yang signifikan dalam rasa sakit, pembengkakan, dan kekakuan sendi.
2. Cuka apel
Keasaman cuka apel disinyalir dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat peradangan asam urat.
Sementara itu, sebuah penelitian di Jepang tahun 2010 menemukan bahwa cuka apel dapat meningkatkan alkalinitas (kebasaan) tubuh.
Kadar pH tubuh yang bersifat basa kemudian turut memengaruhi kadar pH cairan urine.
Perubahan kadar pH urin yang kini jadi lebih basa (alkali) disimpulkan oleh penelitian tersebut efektif untuk membuang kelebihan asam urat dari dalam tubuh.
Akan tetapi, belum jelas juga apakah menambahkan cuka apel di dalam asupan makanan Anda dapat memengaruhi keasaman urin.
3. Biji seledri
Seledri sering digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati masalah kandung kemih.
Namun, ekstrak biji seledri kini juga dipercaya sebagai obat herbal untuk meredakan sakit asam urat
Biji seledri mengandung senyawa aktif seperti luteolin dan 3-n-butylphthalide (3nB).
Kedua senyawa ini sudah diteliti bermanfaat untuk mengatasi peradangan dan mengendalikan produksi asam urat.
Satu penelitian dari Journal of Biomedical Research melaporkan kandungan luteolin pada biji seledri dapat mengurangi produksi oksida nitrat yang dihasilkan oleh asam urat.
Oksida nitrat adalah senyawa penting dalam tubuh, tetapi dapat menghasilkan stres oksidatif yang menyebabkan peradangan dalam jumlah besar.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada kemungkinan luteolin dari seledri dapat memberikan perlindungan pada persendian dari peradangan yang disebabkan kristal asam urat.
Meski demikian, penelitian ini baru diuji pada hewan. Masih dibutuhkan lebih banyak penelitian lanjutan lainnya pada manusia untuk memastikan manfaatnya.
Sementara itu, penelitian dari Experimental and Therapeutic Medicine menemukan senyawa 3-n-butylphthalide (3nB) dari seledri bermanfaat melawan peradangan yang disebabkan oleh asam urat.
4. Kunyit
Curcumin adalah senyawa kimia antiradang dalam kunyit yang membantu meredakan peradangan.
Studi yang diterbitkan tahun 2019 oleh jurnal Arthritis Research & Therapy mendapati bahwa curcumin dapat menekan protein yang disebut faktor nuklir-kappa B (NF-kappa B) dalam uji coba hewan.
Protein NF-kappa B adalahh zat yang menghasilkan peradangan dalam tubuh.
Ketika produksi protein tersebut ditekan, peradangan yang disebabkan oleh pengkristalan asam urat di sendi pun dapat mereda.
Sebuah uji coba yang dilakukan pada manusia juga menemukan hal serupa setelah memurnikan ekstrak curcumin menjadi fexofytol.
Uji coba tersebut diterbitkan dalam Open Journal of Rheumatology and Autoimmune Diseases tahun 2013.
Hasilnya, fexofytol efektif memblokir NF-kappa B.
Namun, ada baiknya konsultasi dulu ke dokter sebelum menggunakan kunyit sebagai obat herbal untuk asam urat.
Pasalnya pada beberapa kasus, kunyit dapat menyebabkan efek samping.
5. Kembang sepatu
Kembang sepatu atau hibiscus semakin banyak diyakini untuk menjadi obat alami pereda asam urat.
Menurut penelitian dari Journal of Functional Foods tahun 2012, kadar asam urat pada tikus yang diberikan ekstrak kembang sepatu menurun cukup signifikan.
Biasanya kembang sepatu dikonsumsi dengan cara dimakan dan juga dijadikan teh.
Akan tetapi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitas penggunaannya sebagai obat asam urat alami pada manusia.
6. Brotowali
Melansir studi ulasan dari Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry pada tahun 2017, ekstrak jus batang brotowali dapat menjadi obat herbal alami untuk asam urat.
Brotowali diyakini dapat membantu menetralkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh.
Selain itu, penelitian tahun 2014 dari Journal Clinical and Evaluation Research menunjukkan brotowali dapat menjadi obat pereda nyeri alami untuk serangan asam urat setelah diujicoba pada tikus.
Namun sayang, penelitian ini belum dilakukan pada manusia.
Konsultasi ke dokter untuk penggunaan lebih lanjut.
7. Meniran hijau
Menurut Kidney Atlas, meniran hijau yang populer sebagai obat herbal untuk batu ginjal dan batu empedu juga bisa untuk mengatasi asam urat.
Meniran hijau dipercaya dapat menghambat produksi asam urat berlebih dalam tubuh, sekaligus memecah dan membilas penumpukan kristal asam urat.
Dengan begitu, obat alami ini dapat mencegah terjadinya serangan asam urat.
Akan tetapi, konsultasikan dulu pada dokter sebelum menggunakan obat tradisional ini untuk mengatasi asam urat.
Pasalnya, belum ditemukan jelas penelitian yang menyatakan bahwa meniran hijau benar-benar ampuh dan bebas efek samping.
Sudah cukup banyak penelitian yang melaporkan manfaat beberapa obat herbal untuk mengatasi asam urat.
Namun, Anda tetap harus periksa dan konsultasi ke dokter sebelum menggunakan obat apapun.
Anda juga bisa meminta rekomendasi dokter mengenali obat herbal atau suplemen apa yang aman dikonsumsi untuk kondisi asam urat Anda.
Jika dokter sudah memperbolehkan Anda untuk minum obat tradisional, jangan menggunakannya sebagai satu-satunya pengobatan asam urat.
Pada dasarnya obat alami bukanlah obat paten yang pasti menyembuhkan asam urat.
Pengobatan asam urat tetap harus dilakukan dengan obat medis.
Obat herbal fungsinya hanya sebagai terapi komplementer, untuk meredakan gejala asam urat dan meningkatkan kesehatan tubuh secara holistik.
Ingat untuk selalu memeriksa informasi seputar cara pakai, penyimpanan, dan dosis takaran obat herbal.
Pengobatan terbaik adalah pencegahan yang dilakukan sejak dini.
Selalu jaga kesehatan dan selalu lakukan perilaku hidup yang seimbang.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 9 Bahan Alami yang Ampuh Menurunkan Asam Urat Tinggi, Terjamin Aman & Sudah Diteliti Secara Medis,
Source | : | Surya.co.id |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR