Sajiansedap.com - Anda pasti sudah sangat familiar dengan saus sambal botolan.
Saus sambal botolan ini memang sangat mudah ditemukan kala membeli bakmi pedagang kaki lima.
Walau pada kemasannya tertulis bahan pembuatan adalah tomat dan cabai, nyatanya pada kenyataan tidak seperti itu loh.
Adapun beberapa produsen menggunakan bahan-bahan yang adalah ekstra cabai leoserin capsikum, ampas tapioka, ekstra bawang putih, bibit cairan tomato, sakarin, garam, pewarna sunset, pewarna jenis poncau, dan potasium fosfat.
Bahan-bahan ini tentu saja berbahaya karena dalam jangka panjang bisa mengakibatkan beragam penyakit, seperti kanker, pencernaan terhambat, sakit tenggorokan, pengerasan usus, diare, dan penyakit lainnya.
Baca Juga: Resep Nila Goreng Sambal Plecing, Menu Sederhana Dengan Siraman Sambal Khas Bali yang Nikmat
Nah, berikut ini ciri-ciri saus sambal botolan yang bisa sebabkan masalah kesehatan dalam jangka waktu panjang.
Anda wajib tahu agar lebih waspada!
Ciri Saus Sambal Botolan yang Berbahaya
Saus sambal cocok menemani mi ayam, bakso, sate ayam, mi instan, cilok, cimol, siomay, batagor dan masih banyak lagi.
Bahkan, banyak orang seperti dibuat ketagihan dengan saus yang dominan rasa pedas dan asam ini.
Lihat saja seberapa sering kita menemukan konsumen mi ayam menggunakan saus sambal hingga mi nya berwarna merah mentereng.
Mengonsumsi saus sambal tentu boleh-boleh saja sebenarnya, asal kita yakin kalau saus yang kita telan adalah saus berkualitas baik.
Baca Juga: Resep Tim Ikan Sambal Daun Singkong, Menu Sehat Dengan Rasa yang Mantap
Untuk itu, kenali dulu ciri-ciri saus sambal palsu yang pelan-pelan bisa membunuh Anda.
1. Saus sambal palsu biasanya lebih kental ketimbang saus sambal yang asli.
Saking kentalnya, biasanya kita harus menghentakkan botol tiap kali akan menggunakannya.
Sifat kental ini terjadi akibat penambahan pepaya muda ke dalam saus sambal palsu.
2. Saus sambal yang asli biasa terbuat dari cabai dan tomat.
Itu mengapa, warna saus yang wajar harusnya merah ke orange.
Sedangkan, yang palsu biasanya berwarna merah dan sangat mencolok.
Baca Juga: Resep Oseng Buncis Saus Sambal, Menu Rumahan yang Bikin Momen Makan Siang Jadi Tidak Membosankan
3. Untuk rasa, saus sambal palsu terasa lebih ringan.
Itu sebabnya, banyak orang harus menggunakan saus sambal palsu dalam jumlah untuk mendapatkan rasa pedas dan asam yang diinginkan.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
4. Melihat kemasan adalah cara paling mudah mengenali apakah saus sambal yang akan Anda konsumsi aman atau tidak.
Jika sudah tertera nomor register dari Badan Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM), maka saus tersebut sangat aman untuk kita konsumsi.
Namun sayangnya, banyak pedagang membeli saus sambal dalam bungkusan refill dan tinggal mengisinya berulang kali ke botol yang sama.
Jadinya, kita tidak bisa memastikan lagi apakah merek pada botol saus sambal sesuai dengan isinya.
Jika Anda penggemar saus sambal sejati, cara paling aman adalah membawa sendiri saus sambal dari rumah.
Memang agak repot, tapi tubuh akan lebih sehat dan pastinya terhindar dari aneka penyakit berbahaya.
Baca Juga: Resep Sambal Embe, Menu Pelengkap Nikmat Khas Bali yang Selalu Diidolakan
Cara Membuat Daging Empuk dengan Saus Tomat
Ya, jika Anda ingin hemat gas saat memasak daging, ternyata saus tomat adalah solusinya.
Sebelum memasak daging, cobaklah untuk melumuri daging sapi dengan saus tomat.
Diamkan selama 10 sampai 15 menit lalu baru dicuci, baru kemudian direbus jika Anda ingin menghilangkan bau saus tomat.
Tentu saja, merebusnya juga tak pelu waktu lama karena suas tomat membantu daging menjadi lebih empuk.
Saus tomat sendiri mengandung asam yang cukup tinggi.
Maka melumuri daging dengan saus tomat juga bisa membantu membuatnya empuk.
Kandungan asam ini juga menjadi alasan utama mengapa tomat dijadikan sebagai saus BBQ dan dioleskan ke atas daging sebelum dibakar.
Jadi selain enak, saus tomat sekaligus ebagai bahan alami untuk membuat daging empuk.
Bagaimana mudah bukan?
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR