Sajiansedap.com - Menu Diet Rendah Garam pasti masih terdengar asing bagi anda.
Namun, Menu Diet Rendah Garam ini bisa bantu jaga daya tahan tubuh kita selama pandemi loh.
Menu Diet Rendah Garam juga sangat mudah untuk kita contek.
Penasaran Menu Diet Rendah Garam?
Faktanya, hipertensi masih berpotensi terjadi pada ibu hamil.
Baca Juga: Menu Diet Katrina Kaif Sang Artis Bollywood, Tetap Langsing Walau Tanpa Diet Ketat
Angka kejadian pre-eklamsia (hipertensi pada kehamilan) sebenarnya lebih tinggi di negara berkembang seperti Indonesia yang persentasenya mencapai sekitar 7-10%.
Menurut dr. Johanes Chandrawinata, MND, SpGK, dokter spesialis gizi klinik di Melinda Hospital Bandung, mengontrol asupan kalori dan nutrisi lainnya sangat penting untuk mencegah risiko hipertensi pada kehamilan.
Ada beberapa cara untuk mencegah hipertensi dalam kehamilan, serta meningkatkan imunitas ibu dan janin yang dikandungnya.
Salah satu caranya adalah dengan menerapkan pola makan yang memperbanyak sayuran dan ikan, dan strategi diet rendah garam.
Berikut ulasan lengkapnya mengenai Menu Diet Rendah Garam.
Menu Diet Rendah Garam
Pasti anda sangat penasaran dengan Menu Diet Rendah Garam kan?
Mari kita simak bersama.
"Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang kaya sayur dan ikan mengurangi kemungkinan terkena hipertensi gestasional sebesar 14% dan pre-eklamsia sebesar 21%," ujar dr. Johanes.
“Melakukan diet rendah garam juga menjadi salah satu cara untuk mencegah munculnya penyakit degenerative seperti hipertensi, dengan mencegah hal tersebut, peluang kita untuk menjaga sistem imun semakin tinggi,” jelasnya.
Sudah banyak penelitian tentang penurunan asupan natrium (garam).
Baca Juga: Menu Diet di Usia 40-an Menurut Dokter Spesialis Gizi, Makanan Ini Ternyata Harus Dihindari
Contoh, Halim dkk dalam penelitian terbaru tahun 2020, Journal of Food Science juga membuktikan peran MSG dalam menjaga rasa nikmat pada makanan walaupun kadar natriumnya dikurangi antara 30-60%.
“Dari penelitian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa penurunan asupan garam dapat dicapai tanpa harus mengorbankan cita rasa makanan dengan penambahan MSG secukupnya,” ucap dr. Johanes.
Penjelasan ini disampaikan oleh dr. Johanes lewat webinar Peran Gizi Sebagai Langkah Pengendalian Hipertensi dan Menjaga Sistem Imun dalam Kehamilan, yang digelar oleh PT Ajinomoto Indonesia bekerjasama dengan Gizi Kebugaran Indonesia.
Webinar ini diadakan sebagai upaya mendukung ibu agar tetap sehat dengan menyebarluaskan fakta informatif tentang bumbu umami dan manfaat klinis Monosodium Glutamat (MSG) di tengah pandemi covid-19.
Acara ini merupakan serangkaian event yang dilaksanakan pada akhir Juni 2021 hingga Oktober 2021 untuk wilayah Kalimantan dan Sumatera.
Salah satu webinar event di Kalimantan menghadirkan dr. Johanes
Jumlah peserta webinar ini mencapai 944 peserta, dan sebagian besar berprofesi sebagai bidan dan mahasiswi kebidanan.
“Acara webinar PT Ajinomoto Indonesia kali ini diperuntukkan bagi bidan dan mahasiswi kebidanan karena kami merasa perlu menyebarkan fakta yang benar dan informatif tentang MSG dan bumbu umami yang akan mendukung ibu-ibu di Indonesia untuk tetap sehat, bahkan di situasi pandemi covid-19. Selain itu, kami berharap bidan & mahasiswi kebidanan dalam webinar ini dapat menyebarkan fakta informatif dan fakta ilmiah tentang apa yang kami sampaikan hari ini kepada masyarakat luas,” Katarina Larasati, Public Relations Manager PT Ajinomoto Indonesia.
Acara webinar dari PT Ajinomoto Indonesia tidak akan berhenti sampai di sini saja.
Setelah ini, masih akan ada acara selanjutnya setiap bulannya hingga Oktober 2021, yang juga diperuntukkan bagi bidan & mahasiswi kebidanan, dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Menu Diet di Usia 40-an
Melakukan diet tak pandang usia, tiap mereka yang memutuskan gaya hidup lebih sehat atau mengurangi berat badan bisa dikategorikan diet.
Kali ini, dilansir dari Parapuan.id, dokter spesialis gizi klinik Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital, Jakarta Selatan, dr. Inge Permadhi mengatakan, untuk mereka yang berusia 40 tahun, dapat melakukan diet dengan menurunkan 500-1.000 kalori per harinya, seperti laporan dari Kompas.com, Minggu (2/5/2021).
"Jangan lupa berolahraga sekitar 150 menit per minggu, dan jangan dihabiskan dalam sehari, kecapekan," kata Inge.
Inge menambahkan, diet harus diimbangi dengan olahraga setidaknya 150 menit dalam 7 hari.
Aktivitas menurunkan kalori dan berolahraga merupakan tindakan utama untuk diet sehat menurunkan berat badan bagi usia 40 tahun.
Baca Juga: Menu Diet Ala Artis Korea Lee Si Young yang Kaya Akan Protein Sehat Untuk Tubuh, Wajib Dicoba
Memperhatikan pola makan
Selagi diet, agar menurunkan berat badan terkontrol dengan baik, maka harus memperhatikan pola makan.
Konsumsi hanya dengan komposisi makanan yang baik.
Menurut Inge, dalam hal komposisi makanan, jumlah kebutuhan kalori harian dikurangi sebanyak 500-1.000 kalori per hari.
Selanjutnya, komposisi makanan yang baik terdiri dari 50-60 persen karbohidrat, 10-15 persen protein, dan sisanya lemak.
Akan lebih baik jika sedang dalam program diet menurunkan berat badan, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang digoreng dan mengandung lemak tinggi.
Aturan Konsumsi Lemak
"Lemak itu bisa dipergunakan yang baik dengan mengonsumsi makanan yang tidak digoreng-goreng. Selain itu, kita juga sudah mendapatkan lemak dari asupan makanan lain, seperti daging, ikan, ayam, dan lainnya," imbuh Inge.
Ketika sedang melangsungkan program diet, konsumsi lemak yang dianjurkan yaitu dengan cara direbus atau dikukus.
Inge menerangkan, bagi mereka yang berusia 40 tahun dianjurkan mengonsumsi olahan ikan atau mendekati diet mediteranian.
Jika masih belum bisa mengurangi konsumsi lemak, bisa diganti secukupnya dengan minyak zaitun dan minyak kanola.
Sebab, dua minyak ini kaya akan kandungan omega-9 yang sangat menyehatkan untuk tubuh.
"Jadi, kalau misalnya kita suka, bisa gunakan. Tapi penggunaannya tidak untuk digoreng, namun menyemprotkan (spray) minyak itu pada teflon anti-lengket," papar Inge.
Perlu diketahui, proses masak yang tidak dianjurkan yakni digoreng hingga kategori deep fry.
Untuk konsumsi karbohidrat, pilih karbohidrat yang sehat dan tidak meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
Usahakan memilih makanan yang rendah kalori, serta mengonsumsi sayur atau buah untuk mencukupi kebutuhan serat pangan.
Dengan mengonsumsi banyak serat, ini bisa membuat rasa kenyang lebih lama.
Artikel telah ditayangkan di nova.grid.id dengan judul, Diet Rendah Garam Bisa Bantu Jaga Sistem Imun di Masa Pandemi
Source | : | Nova |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR