Kombinasi panas yang mengenai tenggorokan, dosis garam tinggi dari ikan asin dan karsinogen dari rokok bila menghisap rokok setelah makan bisa meningkatkan risiko kanker.
“Biasanya kebiasaan itu terjadi bertahun-tahun begitu, makanya itu kanker esofagus sekarang tinggi, lambung juga,” ucap dia dilansir dari Kompas.com.
Perlu diperhatikan
“Biasanya kebiasaan itu terjadi bertahun-tahun begitu, makanya itu kanker esofagus sekarang tinggi, lambung juga,” ucap dia dikutip dari Kompas.com.
“Yang perlu diperhatikan yakni jika mengkonsumsi hingga tiga kali seminggu atau lebih itu bahaya. Kalau (makan ikan asin) sesekali tak apa, tapi kalau sering itu yang bisa jadi faktor pemicu kanker tadi. Apapun jangan kebanyakan, mungkin bisalah dua minggu sekali atau sebulan sekali saja,” jelas Aru seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Resep Cah Kembang Kol Bakso Ikan Enak, Menu Pelengkap Andalan yang Bisa Dibuat Oleh Pemula
Selain itu, ikan asin sebagai pemicu kanker akan lebih cepat lagi terjadi jika ada faktor-faktor lainnya yang terjadi di tubuh seseorang.
“Masalahnya apa kalau makan ikan asin? Kita itu kalau makan ikan asin, nasinya jadi banyak dan karbohidratnya juga nambah jadi banyak. Udah gitu kita enggak olahraga, jadi lemak, obesitas, terus kanker deh,” ujarnya dilansir dari Kompas.com.
Jadi, semua hal itu terjadi secara tidak langsung, serta ada pula pengaruh faktor lain, seperti daya tahan tubuh yang buruk, merokok, dan kurang makan-makanan mengandung serat.
Ciri-ciri Ikan Asin Berformalin
Rasanya yang gurih dan asin membuat ikan asin selalu menjadi salah satu menu pilihan di rumah.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR