Tak hanya untuk bayi, wanita hamil juga tidak disarankan untuk mengonsumsi telur setengah matang.
Meski jarang terjadi, infeksi Salmonella tetap saja dapat menyebabkan kram di rahim wanita hamil yang dapat menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati.
Begitu pula dengan lansia atau orang yang berusia di atas 65 tahun.
Infeksi Salmonella lebih mungkin bisa mengakibatkan kematian karena infeksi yang ditularkan melalui makanan.
Faktor yang berkontribusi termasuk malnutrisi dan perubahan terkait usia pada sistem pencernaan.
Selain itu, individu dengan gangguan kekebalan, lebih lemah dan lebih rentan terhadap infeksi pada orang dengan penyakit kronis.
Orang dengan diabetes, HIV, dan tumor ganas termasuk di antara mereka yang dianjurkan untuk tidak makan telur mentah atau telur setengah matang.
Baca Juga: Enggak Nyangka! Baru Semalam Siram Tanaman Pakai Air Rebusan Telur, Hasilnya Pasti Gak Bikin Kecewa
Untuk itu, perhatikan kembali orang disekitar Anda agar tidak mengonsumsi telur setengah matang jika mengalami kondisi tersebut di atas.
Selain itu, kondisi tertentu yang tidak dianjurkan mengonsumsi telur setengah mata, Ada efek lain yang terjadi apabila mengonsumsi telur setengah matang.
1. Protein di dalamnya tidak diserap dengan baik
Telur adalah salah satu makanan yang mengandung protein tinggi.
Tak hanya itu, telur adalah sumber protein lengkap.
Faktanya, telur mengandung semua 9 asam amino esensial dalam rasio yang tepat.
Namun, makan telur setengah matang mungkin dapat menurunkan penyerapan protein berkualitas ini.
Ini karena penelitian menunjukkan bahwa penyerapan protein pada telur matang lebih banyak daripada telur mentah.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR