Ia mengungkapkan bahwa seolah ada beban besar yang diangkut oleh Kaesang.
"Ketika ditanya dan dia menghela nafas, keliatan ini beban berat buat dia dan wajar.
Karena dia sadar menurut saya cukup sadar kalau apapun yang terkait dengan dia akan dikaitkan dengan figur bapaknya," ujar Kirdi.
Selain itu, Kaesang pun disebut malu karena permasalahan kisah cintanya ini malah berujung panjang dan tersebar di media.
"Yang kedua malu, karena masalah ini akhirnya jadi terbawa-bawa skala nasional," lanjutnya.
Kirdi pun menjelaskan maksud di balik "dimaki-maki" yang dilontarkan Kaesang.
Pakar ekspresi ini menyebut bahwa ini ada perbedaan budaya di antara keduanya.
"Tapi logikanya adalah kalau misalnya apapun yang terjadi wajar karena kita bicara tentang budaya juga. Kalau kita berbicara budanya orang mungkin Singaporean, kan biasa pam pam pam (blak-blakan) assertive aja ngomong gitu,
sementara kita bicara satunya budaya Jawa, itu aja dibilang dimaki-maki," jelas Kirdi.
KOMENTAR