Seperti dilansir dari Medical News Today, USDA menyatakan bahwa lemak jenuh harus dibatasi hingga 10 persen atau kurang dari kalori individu.
Untuk orang dewasa yang perlu menurunkan kolesterol mereka, American Heart Association merekomendasikan bahwa lemak jenuh tidak boleh lebih dari 5 – 6 persen dari asupan kalori harian.
Mereka yang menderita gout juga harus menghindari makan jeroan, karena mengandung purin, molekul yang terkait dengan gout flare-up.
Lebih lanjut, bisa jadi ada kekhawatiran bahwa hewan tersebut telah terpapar racun dan pestisida yang memiliki toksisistas di jeroan mereka.
Selain implikasi moral, jeroan yang diperoleh dari hewan yang stres dan teraniaya dapat menyebabkan semua jenis masalah.
Intinya, jika hewan itu menjalani kehidupan yang tidak sehat, maka jeroannya pun tidak akan sehat.
Direkomendasikan bahwa jeroan harus diambil dari peternakan yang menggunakan praktik organik dan mengeluarkan hewannya untuk penggembalaan.
Terdapat Cacing Berbahaya dalam Jeroan
Harus diwaspadai tiga jenis cacing yang terdapat pada jeroan hewan berkaki empat karena dapat membahayakan kesehatan manusia.
“Ada tiga jenis cacing pada jeroan hewan tersebut, yaitu Haemonchus sp, Oesophagostomum sp, dan bunostomum."
"Cacing yang umumnya berkembang biak dalam organ pada hewan berkaki empat atau jeroan ini biasanya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, dan lambung," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Pagar Alam, drh Syukri, seperti dilansir dari kompas.com.
Menurut dia, biasanya cacing tersebut tumbuh dan hidup dalam organ sapi atau kambing, seperti usus, hati, dan lambung, dengan berbentuk bulat berwarna merah.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR