Jika warna minyak menjadi sangat gelap dan mengental, atau baunya tengik, sebaiknya jangan digunakan lagi.
Dengan pemanasan minyak yang tinggi dan berulang-ulang, juga dapat terbentuk akolein, di mana akrolein adalah sejenis aldehida yang dapat beberapa masalah, seperti:
- Menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan
- Membuat batuk konsumen
- Dapat mengakibatkan pertumbuhan kanker dalam hati dan pembengkakan organ, khususnya hari dan ginjal
- Pengendapan lemak dalam pembuluh darah (artherosclerosis)
- Penurunan nilai cerna lemak
- Penyakit jantung koroner
Walaupun hilang penampilan warna gelapnya, tapi proses penyaringan minyak jelantah tidak dapat menghilangkan kemungkinan timbulnya zat asam lemak trans yang terjadi setelah minyak goreng dipanaskan dengan suhu tinggi berulang kali.
Zat ini akan memengaruhi metabolisme profil lipid darah, yakni HDL kolesterol, LDL kolesterol dan total kolesterol.
Memang, dampaknya tidak langsung terjadi begitu saja.
Tapi, biasanya dari proses penumpukan atau akumulasi karena penggunaan yang terus-menerus, lalu terjadi efek berupa penyumbatan pembuluh darah yang kemudian disebut sebagai penyakit jantung koroner.
Dengan risiko bahaya tersebut, maka penggunaan minyak jelantah yang berulang kali perlu dihindari.
Hal ini tidak lain sangat penting untuk mencegah efek negatif yang dapat muncul dari penggunaan minyak jelantah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Minyak Jelantah Bisa Sebabkan Kanker dan Penyakit Jantung?"
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR