Makan Telur Rebus Dengan Kuning Telur yang Kehijauan Disebut Berbahaya, Ini Kata Ahli
Sajiansedap.com - Apakah anda suka makan telur?
Ketika Anda makan telur rebus pasti akan menemukan hal yang berbeda-beda dari bagian dalam kuning telur.
Misalnya, ada telur rebus yang berwarna kuning cerah atau biasa saja.
Ada pula kuning telur dengan permukaan lapisan luarnya berwarna agak sedikit kehijauan.
Mungkin Anda tidak pernah menyadarinya, namun pernahkah Anda bertanya-tanya bahwa lapisan tersebut mungkinkah berpengaruh bagi kesehatan?
Penasaran?
Berikut penjelasan lengkapnya.
Penjelasan Kuning Telur yang Kehijauan
Pernah ada ungkapan bahwa kuning telur dengan lapisan hijau ini tidak mudah dicerna, dan mengandung beberapa zat berbahaya yang difermentasikan usus.
Konsumsi jangka panjang telur tersebut, konon bisa menyebabkan kanker usus.
Padahal, beberapa ahli menyebutkan bahwa makan 1 butir telur sehari akan memberikan manfaat kesehatan, lantas manakah pernyataan yang benar?
Pertama-tama mari kita ulas darimana asal lapisan hijau tersebut.
Melansir Toutiao, lapisan tersebut muncul setelah pemanasan protein, asam amino yang mengadung sulfur membusuk.
Hal itu menyebabkan melepaskan sulfida seperti hidrogen, yang mengenai zat besi dalam kuning telur, dan menghasilkan ferro sulfida hijau.
Ferrous sulfida sendiri tidak berbahaya, tetapi dalam asam lambung beberapa hidrogen sulfida dapat diproduksi, nah gas inilah yang berbahaya bagi tubuh.
Namun, kuning telur hanyalah sedikir, dan hanya mengandung 1 mg zat besi yang menghasilkan lapisan hijau di permukaan.
Jumlah Ferro sulfida yang terbentuk sangat kecil, hidrogen sulfida dihasilkan setelah makan juga jarang.
Untuk mengambil langkah terbaik, jangan makan sayuran dengan seperti lobak, bawang, brokoli dll.
Baca Juga: Resep Sambel Goreng Telur Puyuh Enak Ini Bikin Makan Malam Jadi Lebih Berkesan
Sangat normal bahwa residu makanan difermentasi oleh mikroorganisme dalam usus untuk menghasilkan hidrogen sulfida, amina dan sejenisnya.
Namun tidak masuk akal bahwa telur yang dimasak terlalu lama akan menghasilkan lapisan hijau yang bersifat karsinogenik.
Jika Anda ingin menghindari munculnya lapisan hijau pada kuning telur maka sebaiknya Anda jangan memasaknya terlalu lama.
Dikatakan bahwa telur yang dimasak sekitar 25 hingga 30 menit akan mulai menghasilkan lapisan hijau.
Oleh karena itu, direkomendasikan bahwa untuk merebus telur idealnya adalah 15-20 menit untuk menghindari lapisan hijau tersebut muncul.
Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah ini :
Cara Simpan Telur Agar Proteinnya Terjaga
Setelah membeli telur biasanya kita akan menyimpannya sembarangan.
Ada yang di lemari, ataupun pintu kulkas.
Namun, ternyata ada tips agar telur tersebut tetap segar dan terjaga kandungan proteinnya, lho.
Menurut spesialis gizi Klinik dr Cindiawaty Pudjiadji, MARS, MS, SpGk, saat membeli disarankan memilih telur yang kulit telurnya bersih.
Selain itu, perhatikan agar telur tidak retak, permukaanya bagus dan tidak berbau.
Kalau terkait penyimpanannya, jika ingin disimpan di kulkas sebaiknya dicuci dulu.
Hal tersebut agar kulit telur semakin bersih dan bisa disimpan sekitar 14 hari di kulkas.
"Telur harus langsung dimasukan ke kulkas setelah dicuci," ungkqp dr. Cindyawaty.
Namun saat menyimpan dalam kulkas juga harus perhatikan hal penting ini.
Baca Juga: Stop Simpan Telur di Pintu Kulkas Kalau Masih Sayang Nyawa Anda, Bahayanya Enggak Main-main
Tidak Menyimpan di Pintu Kulkas
Menyimpan telur sebaiknya tidak di pintu kulkas.
Hal itu karena saat membuka kulkas telur bisa saja terpapar partikel bebas yang memengaruhi kualitas telur.
"Simpan telur pada baki telur yang bersih dan ditaruh pada bagian dalam kulkas tidak di pintu kulkas," kata dr. Cindyawaty.
Bagimana mudah bukan?
Cukup mudah dan praktis kan.
Dapatkan aneka resep praktis dan mudah langsung dari handphone sase lovers dengan berlangganan emagz tabloid saji dengan klik di sini
Artikel Telah Ditayangkan di intisari.grid.id dengan Judul, Benarkah Makan Telur Rebus Dengan Kuning Telur yang Kehijauan Berbahaya Bagi Kesehatan?
Source | : | intisari |
Penulis | : | Marcel Mariana |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR