Oleh tim peneliti tersebut, virus yang ditemukan pada kelelawar itu diberi nama RmYN02.
Temuan ini adalah hasil identifikasi terhadap 302 sampel dari 227 kelelawar.
Sampel dikumpulkan di Provinsi Yunnan, China, pada paruh kedua 2019.
Setelah menganalisis sampel virus dari kelelawar ini, tim peneliti mampu mengungkap dua genom virus corona yang hampir lengkap, yakni RmYN01 dan RmYN02.
RmYN01 hanya memiliki kecocokan rendah dengan SARS-CoV-2.
Sementara RmYN02 sangat mirip dengan SARS-CoV-2, terlebih adanya kesamaan sisipan asam amino di persimpangan subunit (S1 dan S2) protein lonjakannya.
Meskipun memiliki kesamaan, bukan berarti RmYN02 adalah leluhur langsung dari virus yang menyebabkan COVID-19 di seluruh dunia.
Kecocokan gen untuk domain pengikatan reseptornya sangat rendah, hanya 61,3 persen.
Perbedaan mendasarnya yakni RmYNo2 tak memiliki bagian penting dari genom SARS-CoV-2 yang berperan dalam mengikat virus corona ke sel manusia.
Akan tetapi, menemukan genom virus corona baru sangat membantu untuk mengetahui bagaimana SARS-CoV-2 berevolusi menjadi seperti sekarang ini.
KOMENTAR