Keluarganya Meninggal karena Sakit Biasa tapi Dikuburkan dengan Protap Corona, Pria Ini Bongkar Alasan RS, 'Hati Saya Hancur Saat Mendengar Itu'
SajianSedap.com - Pemakaman pasien karena corona memang dilakukan dengan prosedur khusus.
Hanya petugas berAPD lengkap yang boleh memakamkan dan mengadzankan jenazah.
Keluarga pun dilarang mendekat selama prosesi pemakaman.
Nah, kisah sedih soal pemakaman corona ini diungkap oleh Andri Mulyadi.
Hatinya hancur ketika mengetahui mendiang sepupu perempuannya harus dikubur secara protap Covid-19.
Ia meyakini bahwa sepupunya tidak positif Covid-19.
Namun, Rumah Sakit bersikeras kalau sang sepupu harus dimakamkan dengan Protap Covid 19.
Kronologis Kejadian
Menjelang H-1 Ramadan 1441 hijriah, pria 37 tahun itu menjadi satu di antara peziarah kuburan protap Covid-19 di Taman Pemakaman Umum - TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
Bersama orang tua dan keluarga inti mendiang sepupunya, ia duduk menunggu para petugas pemakaman menguburkan tiga jenazah protap Covid-19.
Rencananya, setelah para petugas pemakaman menguburkan jenazah protap Covid-19, ia ingin minta izin untuk dapat berziarah ke makam sepupunya yang meninggal Minggu (19/4/2020) lalu.
"Biasanya sih diizinkan. Namun mungkin bergantian dengan peziarah lain. Karena kan tidak boleh berdekatan," kata Andri ditemui di TPU Tegal Alur, Kamis (23/4/2020) siang.
Andri menjadi satu di antara belasan keluarga peziarah protap Covid-19 lain yang hadir untuk mengantarkan doa untuk kerabat yang sudah tiada.
Sambil menunggu giliran, ia dan keluarganya duduk di dekat tenda polisi berjaga.
Ia mengisahkan bahwa sepupunya yang masih berusia 19 tahun memang sudah sakit bertahun-tahun karena kecelakaan.
Sejak kecelakaan itu, sepupunya ada masalah di bagian saraf sehingga membuatnya harus rutin bolak-balik rumah sakit untuk dirawat.
"Kondisinya sejak kecelakaan memang sudah parah. Sebagian tubuhnya lumpuh," ujar warga Slipi, Jakarta Barat itu.
Ketika Covid-19 mulai mewabah di DKI Jakarta, sepupunya kembali dirawat di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Barat.
Naas ketika Minggu (19/4/2020) nyawa sepupunya tidak dapat tertolong.
Belum kering air mata karena kepergian sepupunya, Andri harus mendapat kabar dari rumah sakit bahwa sepupunya harus dikubur secara protap Covid-19.
"Katanya sekarang semua yang meninggal tiba-tiba di rumah sakit harus dikubur secara protap Covid-19. Hati saya hancur saat mendengar itu. Almarhum masih muda padahal," tutur pria yang berprofesi sebagai asisten perawat itu.
Ia dan keluarganya pun mengaku hanya bisa pasrah ketika mendengar penjelasan rumah sakit.
Terlebih kebijakan itu sudah menjadi arahan pemerintah sehingga ia maklum dengan penjelasan rumah sakit.
Saksikan Penguburan dari Jauh
Malam hari usai salat Magrib, Andri ikut mengantarkan jenazah sepupunya bersama keluarga inti.
Prosesnya kata Andri cukup cepat. Berbeda dengan kepulangan jenazah lain yang bisa memakan waktu hampir lima jam, jenazah sepupunya sudah diurus dalam kurun waktu dua jam.
"Sepupu saya meninggal usai Ashar, magrib kita sudah jalan ke TPU Tegal Alur. Sampai di TPU pukul 19.00 WIB langsung dikuburkan," papar Andri.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Ketika prosesi penguburan, ia dan keluarga inti sepupunya harus menyaksikan penguburan dari kejauhan persis di luar garis polisi.
Tidak ada satu keluarga pun yang diberi kesempatan untuk mengadzankan jenazah.
Mereka baru boleh masuk usai petugas pemakaman menutup liang lahat kuburan.
"Setelah peti dimasukan ke liang lahat, saya lihat satu petugas pemakaman mengadzankan jenazah sepupu saya," jelas Andri.
Usai liang lahat ditutup, barulah keluarga diizinkan masuk ke pemakaman dan berdoa di atas liang lahat.
Andri mengaku saat itu hatinya hancur karena melihat prosesi pemakaman yang tidak biasa tersebut. Pasalnya ia meyakini bahwa sepupunya negatif Covid-19.
"Tapi mau bagaimana lagi? Kami hanya bisa ikhlas," terangnya.
Sampai saat ini Andri masih menunggu hasil Swab rumah sakit. Setelah empat hari sepupunya berpulang hasil Swab belum juga keluar.
Ia juga tidak mendapatkan kejelasan dari rumah sakit kapan hasil Swab itu keluar.
"Katanya rumah sakit tidak bisa pastikan kapan keluar. Karena kan memang mengantre, karena laboratorium itu pemerintah yang pegang bukan rumah sakit," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Curhat Peziarah TPU Tegal Alur: Sepupunya Meninggal Sakit Biasa, Dikuburkan dengan Protap Covid-19
Baca Juga: Waspada! Konsumsi Garam Harus Dikurangi Selama Corona Karena Alasan Ini! Mengerikan
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR