Sementara jika langkah yang lebih ketat dengan cara supresi, seperti pemberlakuan denda, maka pergerakan warga turun hingga 10 persen.
Dengan strategi supresi, perkiraan angka kematian di Indonesia bisa ditekan sampai 120.000 jiwa.
Namun jika langkah ini tidak diambil maka angka kematian bisa mencapai 1,2 juta jiwa.
Profesor Rob melihat, peningkatan kasus baru-baru ini menunjukkan semua negara harus mengambil langkah agresif untuk "memadamkan titik api".
Ia menambahkan kesuksesan setiap negara dalam melawan virus corona bergantung sepenuhnya pada kekayaan negara, pemerintah dan sistem kesehatan.
"Saya rasa kita akan menghadapi era Covid-19 jauh lebih lama dari apa yang kita kira. Kita akan mengalami gelombang kedua, ketiga atau keempat - ini yang terjadi dengan Flu Spanyol," jelasnya.
Setelah jumlah kasus meningkat meski perlahan dalam tiga bulan terakhir, Jepang mengumumkan status darurat dan bersiap menghadapi lonjakan infeksi.
Di Singapura, pemerintah memperbanyak penanganan, seperti menutup sekolah, tempat kerja, dan melaran aktivitas yang dianggap tidak penting.
KOMENTAR