Kasus Kematian Misterius di Jakarta Melonjak, Dengan Mata Sembab Anies Baswedan Buka Suara: 'RS Minta Dibawakan Peti'
SajianSedap.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan membeberkan akan ada lonjakan kasus kematian misterius pada Bulan Maret 2020.
Hal ini diungkapkan Anies Baswedan pada saat wawancara via Video Call dalam acara Aiman Kompas TV pada Senin (6/4/2020).
Dari data yang diperoleh dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta, pada Maret terdapat lonjakan kasus kematian secara keseluruhan hingga 4.377 kasus.
Dari data yang diperoleh dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta, pada Maret terdapat lonjakan kasus kematian misterius hingga 4.377 kasus.
"Pak Gubernur saya akan tunjukkan saya yakin Anda punya datanya bahwa ada data kematian yang tidak biasa yang terjadi di Jakarta."
Baca Juga: Where To Stay in Puncak: Pullman Ciawi Vimala Hills Resort, The Perfect Retreat from City Life
"Lonjakan kematian yang serius di Jakarta pada tahun 2018, rata-rata di bawah 30 penguburan,"
"2019 juga di bawah 2.000 pemakaman atau penguburan, bulan Januari dan Februari kurang lebih sama di bawah 3.000."
"Lalu pada Bulan Maret 2020 bulan lalu, tiba-tiba melonjak 4.300 lebih," ungkap presenter Aiman Witjaksono.
Terjadi Lonjakan Kematian
Lalu, Aiman menduga apakah lonjakan kematian itu akibat Virus Corona.
"Kalau seandainya ditambahkan kematian biasa 3.000 ditambah dengan PDP dan Corona yang positif maka masih ada 500 kematian yang misterius"
"Yang mungkin saja terkait Corona tapi tidak dilaporkan oleh keluarganya,"sambung Aiman.
Baca Juga: HARUS TAHU, 5 Kelemahan Virus Corona Ini Bisa Kita Manfaatkan untuk Cegah Penularan
Anies menjawab lonjakan itu memang benar adanya.
"Begini, bahwa ada peningkatan jumlah pelayanan pemulasaran dengan pemakaman itu benar."
"Karena angkanya Anda sebutkan di Bulan Maret sekitar 4.300 rata-ratanya 2.700," ujar Anies.
Meski belum diketahui secara pasti namun Anies mengatakan bahwa pemakaman kematian misterius itu menggunakan aturan penguburan jenazah Covid-19.
Anies menyebut sudah ada 644 pemakaman dengan aturan penguburan jenazah Covid-19.
"Nah kemudian juga memiliki data per hari pemakaman dengan protap Covid-19 sampai dengan hari ini, yang menggunakan Protap Covid-19 sudah ada 644," ucap dia.
Anies mengatakan bahwa ratusan yang dikuburkan dengan aturan jenazah Covid-19 itu ada yang memang positif Virus Corona ada yang tidak.
"Hari ini sendiri ada 48 sampai dengan sore tadi, nah tetapi itu semua tidak memiliki hasil tes laboratorium yang menyatakan bahwa mereka positif Covid-19," ungkapnya.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini
Anies Buka Suara
Anies mengatakan, bahwa benar adanya selama ini pihaknya dimintai pihak rumah sakit untuk menyiapkan segala peralatan dan petugas untuk melakukan penguburan Covid-19.
"Ada yang sebagian sudah dites, ada yang tidak, tetapi Pemprov DKI mendapatkan permintaan dari rumah sakit."
"Diminta untuk membawa peti dan rumah sakit memberikan informasi penyakit menular tanpa ada konfirmasi karena mereka tidak memiliki hasil tesnya."
"Kemudian petugas kita dengan mengikuti Protap Covid-19," ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Keluarkan Aturan Terkait Buka dan Sahur selama Corona, Imbau Warga Tak Lakukan Hal Ini!
Namun, rumah sakit tidak mengatakan penyebab pasti meninggalnya jenazah-jenazah itu.
"Jadi saat ini kita belum bisa mengatakan dengan shahih bahwa rumah sakit meminta kita untuk memakamkan dan seluruh prosesnya mengikuti prosedur Covid-19 itu adalah fakta."
"Di kemudian kita hari ini kita akan mengetahui, yang kita tahu rumah sakit kontak pada kami lalu kami kirim mobil jenazah, dengan membawa peti,"
"Lalu pemulasarannya dengan Covid, dimakamkannya empat jam sesudah meninggal, tidak ada keluarga yang ikut, seluruh petugas menggunakan APD," cerita Anies.
Selain itu, penguburan bisa kapan saja bahkan ada yang dini hari dilakukan pemakaman.
"Jadi pemakaman itu ada yang dini hari, tergantung pemanggilannya jam berapa."
"Ini artinya secara medis rumah sakit belum memberikan informasi," ucap Anies.
Aiman Witjaksono sempat menyinggung data yang dibuka oleh Anies dalam laman corona.jakarta.go.id.
Aiman juga menyebut bahwa ada banyak yang pihak mengkritik langkah Gubernur 50 tahun tersebut.
"Saya ingin menambahkan sedikit soal kecepatan, tadi Anda dinilai cepat untuk kemudian membuka data meskipun belakangan kritikan juga datang."
"Bahwa Jakarta satu-satunya daerah yang membuka data detail terkait dengan data-data penyebaran, data-data jumlah positif Corona,"
"Diperiksa dan lainnya lewat corona.jakarta.go.id, tapi itu dianggap kemudian membuat panik apa yang Anda bisa sampaikan Pak Gubernur," tanya Aiman.
Lalu, Anies menegaskan bahwa orang yang terjangkit Virus Corona itu bukanlah aib.
Ia menilai dengan data tersebut, pihaknya akan lebih mudah menyelamatkan orang-orang yang berinteraksi dengan pasien yang positif Covid-19.
"Begini, nomor satu, Coronavirus atau Covid-19 ini bukan penyakit aib, ini sama sekali bukan aib."
"Justru kita harus mengetahui siapa yang kena, di mana, supaya bisa menyelamatkan keluarganya, tetangganya," ujar Anies.
Baca Juga: Heboh Virus Corona Lebih Cepat Menular di Ruangan Ber-AC, Ahli Ungkap Fakta Sesungguhnya
Artikel ini telah tayang di Tribunpapua.com dengan judul Benarkan Ada Kematian yang Misterius di Bulan Maret, Anies Baswedan: RS Minta Dibawakan Peti
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | papua.tribunnews.com |
Penulis | : | Siti Afifah |
Editor | : | Siti Afifah |
KOMENTAR