SajianSedap.com - Anda pasti sering memilih untuk makan makanan cepat saji, kan?
Tak lain alasannya karena makanan cepat saji sangat praktis untuk dikonsumsi.
Tetapi, tak sedikit orang yang mengeluh karena berat badannya yang naik akibat makan makanan cepat saji yang sangat berlemak.
Memiliki bentuk badan ideal memang menjadi dambaan banyak orang.
Jika itu tujuanmu, sejumlah pakar dan pelatih olahraga mungkin akan menyarankanmu untuk menghindari makanan cepat saji.
Namun, seorang pelatih nutrisi punya pendapat lain.
Menurut dia, kita tetap bisa mengonsumsi makanan cepat saji kesukaan tanpa merusak diet yang dijalani.
Pelatih nutrisi Graeme Tomlinson (The Fitness Chef) menjelaskan pandangannya.
Tren makan bersih yang muncul dalam beberapa waktu terakhir ini mengubah hubungan kita dengan makanan.
"Tidak ada makanan yang membersihkan kita jika kita memakannya dan tidak ada makanan yang mengotori kita jika kita menikmatinya."
"Namun, selama bertahun-tahun, banyak selebritas dan buku resep sehat meyakinkan konsumen bahwa mereka akan 'ramping dan sehat' jika mengikuti pola makan sehat tersebut," kata Graeme.
Menurut dia, alih-alih berusaha untuk menyempurnakan asupan mikronutrien, sebaiknya kita mengevaluasi makanan yang kita nikmati secara lebih objektif.
Sebagai ilustrasi, ia membandingkan irisan kakao mentah (pengganti cokelat batangan versi sehat yang dipromosikan sejumlah selebritas influencer) dan cokelat batangan biasa.
"Makanan yang satu mungkin lebih bernutrisi, kaya serat, dan bahan makanan utuh dalam satu irisan, kalorinya hampir sama dengan tiga batang cokelat."
"Namun, yang satu diidolakan tanpa syarat sementara yang lain dipandang jahat, semata-mata karena dianggap tidak menawarkan gizi mikro yang sama," kata Graeme.
Ia menambahkan, mengonsumsi makanan berkualitas tentu sangat penting dan berkorelasi dengan penurunan lemak tubuh.
Namun, tidak berarti kita bisa mendefinisikannya.
Hitung kalori Terlepas dari jenis makanannya, yang perlu diperhatikan adalah kuantitas kalorinya.
Graeme kemudian mengunggah grafik untuk membantu para pengikutnya di Instagram untuk memahami makanan cepat saji mana yang lebih baik daripada yang lain.
Misalnya, menuliskan kalori setiap makanan di McDonalds, seperti kentang goreng, hamburger, salad, dan lainnya, agar orang-orang mendapatkan gambaran kalori masing-masing makanan.
Sejumlah pihak mempertanyakan gaya makan Graeme ini.
Namun, sulit untuk menyangkal bahwa cara ini efektif.
Sebab, beberapa penggemar memberikan komentar tentang nilai-nilai di balik pola makan ini. "Ketika aku masih menghakimi makanan dengan label 'baik' dan 'jahat' aku berpikir aku akan makan berlebih jika makan makanan 'jahat' meskipun hanya sedikit."
"Namun kini tidak. Aku bisa makan apa pun yang aku mau, dan mulai lagi besok setelah mempelajari pola makan fleksibel, serta nilai-nilai kalori di setiap makanan yabg berbeda."
"Dan jika aku makan makanan 'jahat', aku tidak lagi menghakimi diriku sendiri dan akan menikmatinya tanpa perasaan menyesal," tulis seorang perempuan.
Nah, kini mungkin kamu bisa menikmati kentang goreng gurih kesayanganmu tanpa merusak dietmu.
Inilah yang Terjadi pada Tubuh Usai Konsumsi Fast Food
Tapi untuk kalian yang telah terbiasa mengonsumsi fast food, jangan senang dulu.
Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini.
Waspadalah terhadap kesehatan tubuh.
Karena makanan cepat saji telah lama dipercaya sangat berdampak buruk pada kesehatan tubuh.
Beberapa riset membuktikan, dalam satu porsi makanan cepat saji mengandung kalori, lemak, dan natrium tinggi. Untuk satu porsi burger misalnya, biasanya mengandung lebih dari 500 kalori serta 250 gram lemak, 40 gram karbohirat, 10 gram gula, dan 1.000 miligram natrium.
Lemak dalam satu porsi burger sebagian besar merupakan lemak tak jenuh dengan kapasitas melebihi jumlah asupan yang direkomendasikan.
Setelah 15 menit mengonsumsi burger, kita akan mengalami lonjakan glukosa yang sangat besar, tepat saat tubuh mengubah semua kalori menjadi energi.
Hal ini memicu pelepasan insulin untuk mengimbangi lonjakan tersebut.
Terkadang, pelepasan insulin tersebut terjadi secara berlebihan.
Jika hal ini terjadi secara terus-menerus akan berdampak pada resistensi insulin, yang merupakan pemicu diabetes.
Para peneliti mengaitkan ini dengan stres oksidatif pada sel-sel yang terjadi, ketika mengonsumsi kalori berlebihan dalam waktu singkat.
Semua lemak jenuh itu juga memiliki efek yang sangat instan.
Para peneliti memberi makan makanan cepat saji yang tinggi lemak jenuh kepada para pria.
Lalu dilakukan pengukuran fungsi endotel, hingga ditemukan terganggunya arteri secara signifikan, dan tidak bisa melebar dengan maksimal.
Ini adalah penyebab utama risiko aterosklerosis, yaitu pembatasan aliran darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
Tingginya jumlah natrium dalam daging sapi yang dipakai dalam burger juga turut memperburuk kesehatan.
Baca Juga: Jangan Lagi Cuci Bahan Makanan Ini Sebelum Dimasak, Bahayanya Tak Main-main Untuk Kesehatan!
Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan, makanan asin atau tinggi natrium dapat berdampak negatif pada fungsi pembuluh darah hanya dalam 30 menit.
Para peneliti meminta responden mengonsumsi makanan dengan kandungan 1.00 kalori yang sarat dengan lemak jenuh.
Hasil riset menemukan, dalam waktu empat jam setiap orang yang mengonsumsinya mengalami peningkatan trigliserida, dan asam lemak dalam darah mereka.
Peserta juga mengalami gangguan fungsi arteri.
Celakanya lagi, peneliti juga menemukan konsumsi fast food berdampak pada sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, responden juga memiliki hasil tes uji sistem yang sama seperti orang-orang yang terserang infeksi.
Jadi ada baiknya, saat kita tergoda mengonsumsi makanan cepat saji, segera hindari dan carilah pengganti makanan yang lebih sehat.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lutfi Mudrika Izaki |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR