Nama Lima-Lima sendiri merujuk pada istilah Indonesia untuk para pedagang makanan di jalanan atau ‘kaki lima’, dan angka-angka yang biasanya terpampang di pinggir jalan tempat para pedagang kaki lima berjualan.
Hal tersebut juga menyampaikan etos yang dimiliki oleh Lima-Lima untuk melanjutkan warisan kuliner kaki lima tersebut ke suasana modern dan masa kini.
Lebih dari sekedar tempat yang nyaman di mana para pecinta kuliner dapat memuaskan kerinduan mereka untuk makanan yang terasa akrab di lidah mereka, area kuliner ini juga berfungsi sebagai ruang makan komunitas di mana para pengunjung dari berbagai latar belakang dapat berbagi pengalaman makanan mereka dalam suasana yang lebih hidup dan menyenangkan.
Pada saat memasuki area kuliner Lima-Lima, para pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan yang menarik termasuk suara hiruk pikuk saat sedang memasak serta aroma yang
menggiurkan dari berbagai makanan yang hidangan khas lokal dari para pedagang kaki lima legendaris di Jakarta.
Terlepas dari tema interior yang kontemporer di Lima-Lima, terdapat goresan oranye dan hijau yang ceria dan menyala menghiasi ruangan yang luas ini, warna tersebut diadaptasi langsung dari piring warna-warni yang dimiliki oleh para pedagang kaki lima.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
KOMENTAR