Menurut dia, biasanya cacing tersebut tumbuh dan hidup dalam organ sapi atau kambing, seperti usus, hati, dan lambung, dengan berbentuk bulat berwarna merah.
"Masyarakat harus waspada terhadap cacing tersebut, terutama pemilik rumah makan dan hotel yang suka menyajikan menu organ dalam atau jeroan kaki empat, seperti sapi dan kambing," katanya.
Baca Juga: Where To Stay in Semarang, Hotel Chanti The Quintessential of Javanese Hospitality
Dia mengatakan, cacing-cacing jenis ini paling banyak terdapat di usus dan lambung, oleh warga biasa disebut dengan babat, tetapi yang paling susah dibersihkan di bagian lambung, di mana cacing banyak terdapat di daerah itu.
Karena bentuk babat yang berlipat-lihat dan berbulu seperti handuk membuat bagian tersebut sangat sulit dibersihkan sehingga banyak meninggalkan cacing jenis itu, ungkap Syukri.
Walaupun dimasak dengan suhu tinggi, katanya, cacing jenis ini tidak mati, bahkan apabila daging itu dimakan, cacing akan tumbuh dan berkembang biak dalam usus manusia.
Baca Juga: For The Soul and For The Belly: Soto Ayam, Indonesia's Chicken 'Soup'
"Keberadaan cacing ini akan mencerna semua sari makanan yang dikonsumsi seseorang serta memakan kandungan gizi dalam tubuh sehingga akan membuat kondisi tubuh pucat, kurang darah, dan mudah terkena penyakit."
"Cacing lambung ini berada di dalam lipatan lambung dan berukuran sangat kecil berbentuk bulat sehingga sulit dilihat," katanya.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Facebook,Intisari.grid.id |
Penulis | : | Refina Jasmine |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR