Dulu Jadi Penyemangat Makan, SBY Curhat Perasaannya di Hadapan Ribuan Tamu yang Hadiri Tahlilan 40 Hari Ani Yudhoyono
Namun berbeda pada saat ini, SBY mengaku harus menggunakan teks agar mudah di dalam memberi sambutan.
"Biasanya saya jarang menggunakan teks seperti ini. Dengan menggunakan teks, saya bisa menjaga emosi saya yang sekarang belum stabil. Izinkan saya membacakan teks ini," kata SBY.
Di dalam sambutannya itu, SBY menceritakan kalau dirinya tengah menulis memoar untuk mengenang almarhumah istrinya, Ani Yudhoyono.
"Saya masih terus menata hati, dan membangun kembali semangat dan jalan hidup saya yang baru, reinventing my new life dalam healing process yang tengah saya lakukan, dengan keyakinan bahwa pada saatnya nanti saya bisa sepenuhnya menerima kenyataan hidup ini," kata SBY.
grid.id
Doa bersama 40 hari meninggalnya Ani Yudhoyono
SBY menulis memoar untuk mengobati kerinduannya lantaran ditinggal sang istri.
"Saya sedang menulis memoar. Melalui memoar ini, saya ingin mengabadikan kenangan indah saya bersama istri tercinta, utamanya di hari-hari terakhirnya rasanya banyak yang ingin saya tulis dalam memoar tersebut," ungkap SBY.
Tak disangka, SBY mengatakan tak mudah untuk bisa menulis memoat tersebut.
Hal ini lantaran, Presiden RI ke-6, tersebut masih terbawa emosi di tengah proses penulisan.
Sebagai penutup, SBY mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah mendoakan Ani Yudhoyono, baik di saat sakit dan telah tiada.
"Izinkan saya, atas nama keluarga besar Yudhoyono, mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak ibu dan hadirin sekalian, yang berkenan hadir di tempat ini, untuk mendoakan almarhumah Ani Yudhoyono, yang telah berpulang," tutup SBY.
KOMENTAR