Selain itu, massa lemak tubuh meningkat hampir 0,5 kilogram ketika peserta mengonsumsi makanan yang telah mengalami pemrosesan.
Tanpa memperhitungkan faktor rasa, peneliti menemukan beberapa faktor yang membuat peserta lebih memilih makanan olahan.
Peneliti juga berspekulasi orang lebih mudah mengonsumsi makanan olahan bukan karena kandungan kalori di dalamnya.
Mereka menemukan perbedaan dalam asupan kalori tidak terkait dengan perbedaan selera makan, rasa makanan atau pola diet.
"Ada kemungkinan makanan olahan lebih mudah dikunyah dan ditelan, lebih lembut, dan ini bisa menunda sinyal kenyang," kata Kevin Hall, selaku pemimpin riset.
Namun, Hall menegaskan masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah konsistensi dan kepadatan makanan, seberapa mudah mereka dimakan, merupakan pendorong penting dari total jumlah makanan yang dikonsumsi.
Harga makanan olahan yang disediakan dalam penelitian ini secara signifikan lebih rendah daripada makanan utuh.
Bisa jadi masalah biaya juga membuat orang lebih memilih makanan olahan daripada memasak sendiri.
Baca Juga: Turun 81 Kg dalam 10 Bulan Tanpa Sedot Lemak, Pria Obesitas Ini Beberkan Rahasia Dietnya!
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR