SajianSedap.id - Menurut para Chef, ini dia daftar trend kuliner dan pastry di tahun 2019.
Makanan ini akan jadi hits, lo.
Ibarat roda yang terus berputar, tren kuliner juga mengalami perputaran.
Sejak beberapa tahun lalu kuliner fusion yang mengombinasikan kuliner luar dan dalam negeri merajai tren kuliner Tanah Air.
Namun sejak akhir 2017 dan sepanjang 2018, aneka sajian dan kue tradisional Indonesia mulai mencuri hati para foodies.
Tak heran bila Presiden Indonesia Pastry Alliance (IPA) Rahmat Kusnedi dan Presiden Indonesian Chef Association (ICA) Henry Alexie Bloem memprediksi, sepanjang 2019 hidangan dan kue tradisional Indonesia semakin memiliki tempat di hari para foodies Tanah Air.
Baca Juga : Heboh #CrazyRichBekasians, Kini #CrazyPoorAsians Jadi Trending Topic
Rahmat Kusnedi, Presiden Indonesia Pastry Alliance, Menggalakan Kue Tradisional untuk Jadi Tren
Menurut pengamatan Rahmat Kusnedi, di tahun 2019 tampaknya tak aka nada terobosan terbaru di dunia pastry.
Rahmat mengatakan, tren pastry di Indonesia bisa jadi cenderung hampir sama dengan tren yang terjadi di sepanjang 2018.
“Mungkin nanti di tahun 2020, saya rasa baru akan ada tren terbaru di dunia pastry,” kata Rahmat seraya menilai, tren kue seperti cake masih banyak yang menampilkan siffon cake. “Bedanya, paling pada toping-nya yang bisa seperti lebih berwarna.”
Selaku Presiden IPA yang masih menjabat, Rahmat mengaku, asosiasinya tentu akan turut memberikan dampak terhadap tren pastry yang akan terjadi di Indonesia.
“Kami yang tergabung di IPA akan mendiskusikan tren pastry yang ingin dipublikasikan. Lalu kami akan berikan panggungnya, seperti pameran atau kompetisi membuat kue. Dari situlah tren akan berkembang” jelasnya sambil berkata, “Pelaksanannya biasanya kami bekerja sama dengan distributor bahan baku makanan.”
Baca Juga : Sedang Trend! Para Artis Ramai-Ramai Coba Metode Diet Baru Ini, Ampuh Katanya!
Rahmat juga menjelaskan, tren di dunia pastry juga sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kontribusi para produsen bahan baku kue.
“Misalnya di tahun lalu, kami melihat tren rainbow cake. Tren ini tak lepas dari kontribusi produsen makanan yang menyediakan produknya lalu digunakan oleh sejumlah pembuat kue dan jadilah tren di masyarakat,” papar Rahmat.
Nah, di tahun 2019, Rahmat dan tim dari IPA berupaya untuk semakin menaikkan beragam kue tradisional menjadi tren di masyarakat.
Menurutnya, kue tradisional bisa menjadi tren jika semakin mudah ditemui di sejumlah pusat perbelanjaan.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
“Sekarang, kan, semakin banyak kue tradisional yang dipadukan bahan kekinian. Misalnya, klepon isi keju atau onde-onde isi stroberi. Tapi menurut saya, itu tidak termasuk tren dan tak akan lama ada di masyarakat,” ujarnya.
Maka, Rahmat dan tim dari IPA ingin semakin menggalakkan kue tradisional menjadi makanan yang sangat dicari oleh banyak kalangan.
Baca Juga : Madu Manuka, Si Manis Yang Lagi Trend Karena Nutrisinya 4 Kali Madu Biasa
“Kue tradisional dengan cita rasa otentik bisa menjadi tren jika disajikan dengan unik dan menarik, dikemas cantik, sangat dicari dan mudah didapatkan. Bukan sekadar kue tradisional yang selalu ada di pasar dan dijual orang-orang tua saja,” ujarnya.
Lantas, berapa lama kue-kue tadi bisa bertahan dicari masyarakat dan dianggap sebagai tren?
Rahmat menjelaskan, makanan bersifat konsumtif dan dibutuhkan setiap hari.
Sehingga perubahannya bisa lebih cepat dibandingkan tren fashion, yang bisa bertahan sampai 2-3 tahun.
“Dalam setahun tern makanan bisa saja muncul beberapa kali. Jika tidak begitu, orang akan bosan,” tutup Rahmat.
Henry Alexie Bloem, Presinden Indonesian Chef Association (ICA) , Optimis Ragam Hidakan Khas Indonesia Kian Digemari
Seperti halnya Rahmat, Henry Alexie Bloem pun merasa optimis bila makanan khas Indonesia akan semakin digemari di tahun 2019.
“Saya selalu optimis, dari tahun ke tahun makanan Indonesia akan semakin digemari, bahkan makin dikenal hingga ke mancanegara,” ujarnya.
Optimisme ini disampaikan Henry karena ia melihat semakin banyak chef Indonesia yang kerap diundang ke berbagai event bersakala internasional di banyak negara untuk mempromosikan berbagai hidangan khas Nusantara.
Selain itu, keberadaan para pencinta kuliner dan food blogger dianggap Henry bisa turut menaikkan tren hidangan khas Nuasantarake mancanegara.
“Banyak faktor yang bisa memengaruhi tren makanan. Salah satunya makin berkembangnya jumlah food blogger yang secara tak langsung ikut mempromosikan makanan Nusantara. Cara ini tentu cukup signifikan bagi perkembangan tren kuliner di Tanah Air saat ini,” tambah Henry.
Faktor pertama, kata Henry, berasal dari kalangan profesional seperti chef dan astronom karena mereka mengetahui betul mana makanan yang berkualitas dari kacamata mereka.
Ke dua, dari kalangan pencinta kuliner atau foodies yang bisa memprosikan makanan hingga viral dan akhirnya menjadi tren di masyarakat.
“Kalau di luar negeri ada Michilen Guide yang setiap tahunnya mengeluarkan rekomendasi The World 50 Best Restaurant, misalnya. Dari panduan ini bisa sangat memengaruhi tren kuliner di dunia,” tambahnya.
Dan sebagai Presiden ICA, Henry pun mengaku tak pernah absen berkontribusi dalam menentukan tren makanan Indonesia.
Ia bahkan dengan gigih mempromosikan beragam hidangan Nusantara di berbagai kesempatan.
Di antaranya ketika ada kesempatan berkunjung ke sejumlah kota dan negara, seperti New York, Washington, Albany, Madrid, Sydney, dan lainnya dengan mendemokan ragam masakan Indonesia.
Baca Juga : Setelah Ajak 22 Orang Kulineran Keliling Eropa, Ashanty Kok Pulang Naik Pesawat Kelas Ekonomi?
“ICA juga secara rutin mengadakan lomba masakan makanan tradisional Indonesia, hinga mengunjungi sekolah-sekolah kejuruan atau perguruan tinggi bidang tata boga untuk memberikan tips, couching, atau sharing,” ujarnya.
Tren kuliner ini, kata Henry, tak hanya berdampak kepada para profesional seperti chef saja, tapi juga terutama kepada para pengusaha kuliner yang tentunya ikut memasarkan beragam hidangan yang sedang tren.
Maka, Henry berharap, para pengusaha kuliner ini bisa ikut melestarikan dan menaikkan kelas hidangan tradisional Nusantara.
Henry pun menyebutkan sejumlah kuliner Nusantara yang menurutnya bisa menjadi tren sepanjang masa.
Seperti rendang, soto, sate, nasi goreng, ayam betutu, dan hidangan tradisional Indonesia lainnya yang memang legendaris.
“Di tahun 2018, gempuran kuliner asing banyak yang sukses dan jadi tren di Tanah Air. Tapi menurut saya, fenomena itu bukan saingan untuk hidangan tradisional Indonesia. Bisa dibilang hanya selingan saja karena pada akhirnya masyarakat akan kembali lagi untuk lebih banyak mengonsumsi sajian punya kita sendiri, yakni makanan tradisional Indonesia,” tutup Henry. (Aniza)
Baca Juga : Dibawa Kulineran Ke Luar Negri, Bahasa Inggris Billy Syahputra Justru Jadi bahan Tertawaan Hilda Fitriae
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR