Sajiansedap.id – Pendiri dan pemilik Roti Bakar Eddy, Edi Supardy meninggal dunia, Rabu (10/10) pukul 17.00 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta.
Dilansir dari Kompas.com, kabar duka yang tersebar di grup whatsapp itu dibenarkan oleh salah satu karyawan Roti Bakar Eddy Ciledug, Jakarta.
Ketika dihubungi oleh Kompas Travel, Rabu (10/10), karyawan yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan, "Iya benar, jenazah Pak Eddy masih di rumah dukanya di Cipete, tadi memang banyak pelanggan yang tanya.”
Menurut karyawan itu, kabar duka sudah dipublikasikan di jejaring grup whatsapp Roti Bakar Eddy, "Berita dukanya sudah ada pengumumannya di grup whatsapp Roti Bakar Edy."
Kabar tentang kepergian Edi Supardy, juga diunggah oleh anaknya, Risdianti Edi Supardy. "Innanilahi wa inna ilahi rojiun .... Selamat jalan Bapak," tulis Risdianti dalam akun Instagramnya @risdiantiedi.
Lihat postingan ini di InstagramInnalillahi wa inna ilaihi rojiun ..... Selamat jalan Bapak????????????????????
Dikutip dari laman rotibakareddy.com, Edi Supardy mulai mendirikan Roti Bakar Eddy sejak tahun 1971 di Kawasan Blok M, Jakarta.
Ia membuka usaha roti bakar Blok M karena belum ada yang berjualan roti bakar pada saat itu.
Sampai saat ini, Roti Bakar Eddy telah mempunyai sembilan cabang yang tersebar di berbagai tempat, yaitu Blok M, Tanah Abang, Ciledug, Pondok Pucung, Haji Nawi, Pondok Gede, Lenteng Agung, Margonda, dan Cibubur.
Adapun pesan yang beredar di grup Whatsapp yang diterima KompasTravel sebagai berikut.
"Yg pernah jadi konsumennya
Innalilahi wainnailaihi Rojiuun
Telah meninggal dunia sore ini jam17.00 di RS. Mayapada - Lebak bulus JakSel.
Bp H. Edi Supardy (founder & owner Roti Bakar Edi)
Semoga Alm. Mendapatkan tempat yang Mulia di sisi Tuhan YME. Aamiin Aamiin YRA,"
Edi Supriady Pernah Jualan Lontong Sayur dan Bubur Ayam
Sebelum sukses mendirikan tempat nongkrong Roti Bakar Eddy, Edi Supriady harus melalui perjalanan yang cukup berliku.
Kesuksesan Edi dalam bisnis kuliner tidak diraih secara instan, tapi melalui sebuah proses yang panjang.
Menurut informasi dari beberapa sumber, Edi merantau ke Kota Jakarta hanya dengan modal nekat.
Kala itu usianya masih sangat muda, yaitu 15 tahun.
Tiba di Jakarta, Edi sempat melakoni berbagai pekerjaan, mulai dari jadi karyawan pedagang roti bakar kaki lima sampai jadi loper koran.
Edi pun menyimpan sebagian penghasilannya untuk ditabung.
Baca Juga : [Video] Tidak Ada yang Bisa Menolak Nikmat Dan Hangatnya Sup Kental Tofu Ini, Memang Juara Banget!
Setelah terkumpul, uang tabungan itu dijadikan modal untuk berjualan lontong sayur dan bubur ayam di sekitar Universitas Al Azhar Indonesia di kawasan Blok M.
Ya, sebelum jualan roti bakar, Edi mencoba peruntungannya dari jualan lontong sayur dan bubur ayam.
Setelah menghadapi berbagai rintangan, akhirnya Ia mulai jualan roti bakar sendiri pada tahun 1971 di tempat yang sama.
Dengan berbekal pengalaman saat menjadi karyawan pedagang roti bakar kaki lima, usaha roti bakarnya pun berjalan lama.
Tak langsung berhasil, usaha roti bakarnya pernah mengalami kerugian sekitar tahun 1985.
Saat itu, Edi harus berurusan dengan petugas Keamanan dan Ketertiban.
Namun, Edi berhasil bangkit sampai akhirnya Roti Bakar Eddy menjadi tempat nongkrong laris yang dikunjungi 400 sampai 500 orang per hari.
Menurut anaknya, Edi memang sosok pekerja keras.
Melansir Tribun, Kamis (11/10), anak laki-laki Edi, Ariyadi mengatakan "Bapak itu kerja keras, tegas kepada keluarga, tapi saya anak memaknai apa yang selama ini ayah saya lakukan semata-mata buat anaknya itu bisa mengikuti jejak ayahnya."
Sudah hampir 30 tahun Roti Bakar Eddy berdiri dan selama ini pula Edi menghabiskan sisa hidupnya untuk berjualan roti bakar.
Mendiang Edi Supriady dimakamkan pada Kamis (11/10), di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Baca Juga : Jadi Keluarga Kerajaan Bali, Intip Restoran Milik Happy Salma dengan Nuansa Alam, Bikin Betah!
Tolong tambahkan tag: roti bakar eddy, edi supriady
KOMENTAR