Seiring berjalannya waktu, pola diet Stephen mulai berubah menjadi whole-foods based atau tidak mengkonsumsi makanan yang diproses dan menjalani diet seperti paleo (makan daging tanpa lemak dan sayur).
Dua pola makan tersebut dikombinasikannya dengan intermittent fasting dan satu hari puasa 48 jam setiap bulannya.
Baca Juga : Umur Sudah Setengah Abad, Rahasia Awet Muda Paramitha Rusady Ada Pada Minuman Sederhana Ini, Patut Dicoba
Ia menyadari bahwa pola makan yang diterapkannya pada awal perjalanan membuat penurunan berat badannya cenderung lambat.
Namun, jika langsung menjalani pola diet ekstrim akan membuat rencana diet gagal karena pola tersebut berbeda dengan rutinitas harian normal.
Dua bulan awal Stephen tak menjalani olahraga.
Kalori defisit saja sudah cukup membuatnya menurunkan berat badan cukup besar.
Setelah dua bulan, ia memulai olahraga ringan dengan mayoritas latihan angkat beban.
Angkat beban membuatnya meraih massa otot sekaligus menurunkan berat badan dan membuatnya fokus pada rutinitas harian.
Perubahan awal menurutnya cukup berat, mengingat ia sangat mencintai makanan dan khawatir mengalami depresi jika meninggalkan makanan-makanan favorit.
Namun, ia selalu mengingat bahwa usaha menurunkan berat badan memiliki efek bola salju bahwa sekali kita mengalami penurunan berat badan, hal-hal lainnya akan terasa lebih mudah, dan makan lebih sedikit bisa terasa seperti bermain game.
Lama kelamaan, aktivitas fisik dan olahraga dianggapnya sebagai pengalaman yang menyenangkan.
Baca Juga : 10 Tahun Berlalu, Ratu Horor Indonesia Ini Ditemukan Meninggal Setelah Minum Segelas Susu Pada Malam Hari
Motivasi utama Stephen adalah janji yang dibuatnya pada para pengikut (subsriber) di YouTube untuk menikmati kontennya.
Ketika motivasinya berkurang, ia selalu mengingat kembali usaha-usaha keras yang dilakukannya dalam waktu cukup lama.
Setelah mengurangi berat badan sekitar 100,6 kg, Stephen merasa tubuhnya sangat nyaman.
Tak pernah terpikirkan sebelumnya ia bisa memanjat gunung di akhir pekan dan lari setiap pagi.
Dulu ia hanya berharap bisa bangun pagi dan sehat.
Stephen selalu mengingat usaha-usaha keras yang ditempuhnya sehingga membuatnya terus bersyukur.
Ia merasa dirinya juga berubah secara emosional.
Dari seseorang yang sangat tak percaya diri, pemalu, menutup diri dari pergaulan sosial, dan hanya memikirkan bertahan hidup setiap harinya, menjadi seseorang yang semangat dan ingin menolong setiap orang yang ditemui.
Kini, ia tetap menjalani pola makan yang dijalankannya ketika menurunkan berar badan namun mengkonsumsi jumlah kalori yang lebih tinggi.
Stephen juga mengkonsumsi karbohidrat sehat, protein tinggi dan lemak rendah.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR