Hanya 8 hari setahun
Zaman Abad Pertengahan, ayam sangat disukai dan sering dianggap sebagai makanan mewah sehingga seringkali dikeluarkan larangan untuk memakannya.
Dewan kota Aachen pada tahun 817 melarang imam-imam makan ayam karena dianggap terlalu mewah untuk hari-hari puasa.
Mereka cuma boleh memcicipi daging unggas tersebut 8 hari setahun, 4 hari paskah dan 4 hari selama Natal.
Baca Juga : Hadirkan Cita Rasa Lezat Dan Nikmat Dalam Seporsi Fuyunghai Tempe Buatan Rumah Ini
Baru abad ke 13 St Thomas Aquinas menyatakan bahwa ayam sama saja seperti ikan, boleh dimakan pada hari puasa.
Tetapi imam-imam tidak lama menikmati kelonggaran ini karena gereja kemudian mengeluarkan larangan lagi.
Orang-orang yang senang makan pada abad pertengahan sebenarnya terbiasa pada unggas perburuan yang keras dan yang tidak segar lagi (karena belum ada lemari es).
Mereka pun menganggap daging ayam terlalu hambar rasanya.
Jadinya, ayam peliharaan harus digantug dulu dagingnya sampai sedikit membusuk dan bau-baunya mirip unggas perburuan.
Jika ada tamu yang tilba-tiba datang sehingga kesempatan menggantung ayam tidak ada, maka sang ayam ditangkap dan dipukuli di dapur sehingga babak belur.
Jadi tampilannya seperti sudah mulai membusuk meskipun rasanya tidak demikian.
Pada abad ke 14, di Inggris, orang membayar pajak dengan ayam.
Di Swis pernah ada ayam jantan yang dijatuhi hukuman bakar hidup-hidup oleh pengadilan Baste karena konon sang jago bertelur.
Baca Juga : Dul Ungkap Bunda Maia dan Tante Mulan Sudah Saling Ngobrol, Katanya Bahas Masakan, Lo!
Source | : | intisari.id |
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR