Sajiansedap.id - Artis senior Titiek Puspa pernah dikabarkan mengidap penyakit kanker serviks pada tahun 2011 lalu.
Penyakit yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) yang menyerang leher rahim.
Walaupun disebabkan oleh virus, penyakit kanker yang diidap Titiek Puspa diduga berasal dari garis keturunan.
BACA JUGA: Makin Jago Masak, Istri Raditya Dika Bagikan Resep Tongseng Kambing, Bisa Bikin Lapar
Hal ini dilihat dari riwayat penyakit kanker yang juga pernah menyerang almarhum ayah dan kakaknya.
Riwayat penyakit inilah yang membuat Titiek Puspa tidak merasa panik ataupun sedih.
Namun, hal ini tidak serta merta membuat wanita yang saat itu berumur 73 tahun tersebut menyerah.
Dirinya masih tetap berjuang dan berusaha mendapatkan kesembuhan.
BACA JUGA: Punya Jamur Merang Jangan Dianggurin, Langsung Kreasikan Menjadi Tumis Jamur Merang
Sempat Pasrah Diambil Tuhan
Sehari setelah divonis terserang kanker serviks, Titiek Puspa segera mengajak kedua anaknya untuk ke Singapura untuk menjalani pengobatan.
Sebelumnya, Ia sudah berusaha untuk menghubungi dokter-dokter ahli di Indonesia untuk pengobatannya.
Namun, ternyata banyak dokter yang sedang tidak di tempat sehingga tidak bisa menyembuhkan penyanyi ini.
Pilihan terakhirnya saat itu adalah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura.
Setelah itu, selama 2,5 bulan Titiek Puspa bolak-balik Jakarta-Singapura untuk menjalani proses kemoterapi.
Proses pengobatan yang dijalankan oleh pelantun tembang Kupu-Kupu Malam ini dapat dibilang tidak mudah.
Titiek Puspa sempat berada di titik terendah di hidupnya ketika merasakan rasa sakit yang luar biasa karena kemoterapi.
Di tengah rasa sakitnya, Ia sempat merasa pasrah jika Tuhan ingin mengambil nyawanya saat itu juga.
BACA JUGA: Pasti Semua Sukses Bikin Gepuk Daging Manis dengan Resep Ini, Gampang Banget Soalnya
Meditasi Berperan Besar dalam Penyembuhan
Di tengah rasa pasrahnya, Ia kemudian berinisiatif untuk pulang ke Jakarta.
Meskipun tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, Ia tetap meminta sang anak untuk membelikannya tiket pulang.
Beberapa hari di rumah, salah satu anaknya bercerita tentang temannya yang sembuh dari penyakit stroke setelah melakukan meditasi.
Dari sana, Titiek seperti mendapatkan semangat baru untuk memulai perjuangannya melawan kanker serviks.
Dirinya kemudian mendatangi pusat meditasi di Jakarta dan mulai menjalani meditasi untuk kesembuhan dirinya.
BACA JUGA: Gara-Gara ‘Roti Sobek’ di Asian Games 2018, Jonatan Christie Jaring 1 Juta Followers di Instagram!
Menuruti Pantangan dan Menelan Ludah
Titiek Puspa dengan disiplin menjalani meditasi untuk menyembuhkan kanker serviks yang dideritanya.
Bersamaan dengan meditasi yang dijalankan, Titiek Puspa juga terus berusaha untuk menuruti segala pantangan yang harus dijalankan.
Dirinya juga tidak mengonsumsi sayur dan buah mentah ketika sedang dalam masa pengobatan.
Hal ini dilakukannya untuk menghindari zat kimia yang berasal dari pestisida masuk ke dalam tubuhnya.
Tidak hanya itu, dalam salah satu gerakan meditasi yang melibatkan lidah, Titiek Puspa juga tidak membuang liur yang diproduksi terlalu banyak karena gerakan tersebut.
BACA JUGA: 16 Tahun Nikahi Bule, Maudy Koesnaedi Mau Tak Mau Belajar Masakan Mertua Sampai Ke Belanda
Dirinya justru menelan air liurnya sendiri karena menurutnya, liur mengandung enzim.
Enzim yang terkandung dalam air liur bisa membantunya untuk mempercepat kesembuhan.
Ia juga menambahkan, setelah menelan ludah, dirinya meminum air putih.
Tidak hanya itu, ia juga menyembuhkan diri dari kanker dengan makan banyak.
Saat menjalani proses penyembuhan, ia mengakui mengalami kenaikan berat badan sebanyak 11 Kg.
Dirinya percaya bahwa kesembuhan ini juga berasal dari makanan yang dimakan.
Semua usaha yang dilakukannya terlihat mulai membuahkan hasil.
Hingga satu tahun kemudian, Ia kembali ke Singapura untuk mekakukan check up.
Hasil pemeriksaan menyatakan pengobatannya berhasil dan dirinya bersih dari kanker.
Kini, Titiek Puspa tetap sehat di usia yang akan menginjak 81 tahun November mendatang.
Penulis | : | Ellytarahma |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR