SajianSedap.id- Perayaan Idul Adha disambut dengan meriah oleh umat muslim di Dunia termasuk Indonesia.
Selain lekat dengan Ibadah Haji, Idul Adha lekat dengan pemotongan hewan kurban.
Selain masyarakat, sejumlah public figure di Indonesia mengunggah kegiatannya dalam berkurban.
BACA JUGA: Sering Kena Nyinyir, Putri Titian Akhirnya Temukan makanan Sepedas Lidah Netizen, Berani Coba?
Bahkan ada yang turun langsung untuk turut serta dalam pemotongan hewan qurban seperti Ayu Ting Ting hingga Via Vallen.
Meski begitu, ada hal yang cukup membuat kaget dalam perayaan Idul Adha kemarin (22/8).
Satu dari 26 ekor sapi kurban di Masjid As Syaakirin, Pondok Bambu, Duren Sawit batal disembelih.
Hal tersebut lantaran sang sapi lantaran mendadak mati.
Menurut panitia kurban, pada pagi sapi tersebut masih dalam keadaan yang segar.
Namun kondisi tersebut berbeda saat menjelang siang hari.
Sapi tersebut tertidur cukup lama,dan saat dicek sudah tidak bernyawa.
Selain panitia, para warga disekitar masjid cukup dibuat kaget lantaran di beli di Bogor dalam keadaan sehat.
BACA JUGA: Salut! Atlet Senam Artistik Ini Raih Medali Emas Walau Bertanding Saat Sedang Diare
Mendengar hal tersebut, pedagang sapi langsung akan memberikan dispensasi.
Yakni berupa ganti rugi sapi kepada pihak panitia kurban Masjid As Syaakirin yang dirugikan dalam peristiwa ini.
Mendapat laporan adanya sapi yang mati secara mendadak, pihak Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur langsung mendatangi lokasi.
Pihak Sudin pun langsung mengambil contoh darah hewan untuk diuji lab.
Turut hadir bersama Tim sudin, Lurah Pondok Bambu Angga Sastra yang turun langsung ke lokasi
Ia menjelaskan, apa pun hasil dari pengujian laboratorium, sapi tersebut akan segera dikuburkan.
Ia melanjutkan bahwa apa-pun nanti hasilnya, setelah pemeriksaan sapi akan langsung kami kuburkan.
Menurutnya, hal ini dilakukan guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan seperti kemungkinan sapi mati akibat penyakit antraks.
Wajib kenali tanda antraks
Pemilik ternak perlu mewaspadai jika hewan demam tinggi dan membentur-benturkan kepala, apalagi ketika hewan ternak mati dengan tanda-tanda keluar darah hitam dari seluruh lubang pada tubuh.
Sebab, tanda-tanda itu adalah gejala terinfeksi antraks.
Antraks itu penyebabnya bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan kadang-kadang menular ke manusia.
Biasanya hewan yang terserang antraks adalah herbivora, seperti kambing, domba, sapi, dan kuda dan bahkan bisa menyerang gajah.
Di dalam kedokteran hewan, antraks sudah masuk dalam penyakit hewan strategis atau harus diperhatikan sehingga menjadi prioritas dari pemerintah.
Dalam ketentuan tersebut sudah ditetapkan, setiap hewan yang menunjukkan gejala atau terkena antraks tidak boleh dibedah saat jadi bangkai, apalagi dikonsumsi.
Jika hewan yang terinfeksi antraks itu dibedah bangkai atau disembelih, bakterinya akan kontak dengan udara dan membentuk spora.
Namun, jika tidak sempat kontak dengan udara, itu akan tetap berada di dalam tubuhnya sebagai sel vegatatif.
BACA JUGA: Sumbang 90% Gaji Untuk Rakyat, Presiden Termiskin di Dunia Ini Pilih Bertani Demi Bisa Makan
Ia memaparkan, antraks pada hewan ternak ditandai dengan adanya beberapa gejala.
Pertama, ternak mengalami demam tinggi lalu dilanjutkan dengan membenturkan kepala dibentur-benturkan atau diputar-putar.
Dan diakhiri dengan hewan merasakan sakit luar biasa di bagian pinggang.
Dalam waktu 10 sampai 36 jam, hewan akan mati dengan tanda-tanda keluar darah hitam di seluruh lubang tubuh.
Pemerintah mengimbau agar ketika masyarakat maupun pemilik ternak menemukan tanda-tanda tersebut, segera melapor ke Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan).
Sebaiknya tak hanya para peternak tapi juga masyarakat mengenai bahaya antraks.
KOMENTAR