Namun tidak sepenuhnya faktor genetik ini bisa terjadi pada semua orang.
Faktor Kebiasaan Sejak KEcil
Faktor lainnya yang bisa menyebabkan tingginya kesukaan rasa manis seseorang, berasal dari kebiasaan sejak kecil.
American Journal of Clinical Nutrition menemukan fakta, kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman yang sangat manis sejak usia dini bisa menjadi penyebabnya.
Hal ini tentu bisa menyebabkan seseorang kehilangan rasa peka terhadap rasa manis setelah dewasa.
Indera pengecap terhadap rasa manis menjadi tidak terlalu sensitif lagi karena lidahnya sudah terbiasa mengecap rasa yang sangat manis sejak kecil, sehingga lidahnya menjadi kebal akan rasa manis.
(Baca juga: Donat Salju, Si Putih Manis Teman Nonton TV)
Faktor Kebiasaan Terbawa Hingga Dewasa
Pada orang-orang yang setelah dewasa lebih banyak mengonsumsi hidangan manis dibandingkan rasa lainnya, seperti pahit, asam, dan asin, menyebabkan ia lebih suka makanan/minuman yangs angat manis.
Penelitian University of Bangor merilis, bila setiap hari seseorang minum sebanyak 2 gelas minuman manis, setelah 4 minggu kemudian lidah akan menjadi tidak peka terhadap rasa manis.
Hal ini lah yang membuat banyak orang dewasa sangat suka makanan yang sangat manis.
Terlepas dari faktor gen atau pun kebiasaan, mengonsumsi makanan yang terlalu manis tentu akan membawa dampak tidak baik bagi kesehatan.
Maka, ada baiknya kita menjaga kadar konsumsi gula yang tidak berlebihan, atau secukupnya saja.
Foto: dok. http://www.goodfoodclinic.com
(Baca juga: Ngemil Seru Dengan Thumbprint Pandan, Renyah Dan Gurihnya Bikin Kita Susah Berhenti)
(Baca juga: Hadirkan Hangatnya Semangkuk Wedang Kacang untuk Menu Sarapan Spesial di Akhir Pekan)
(Baca juga: Cukup 10 Menit Saja Menyajikan Tuttie Frutie Smoothies Dari Campuran Aneka Buah Segar)
KOMENTAR