Ada risiko bahwa lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol.
American Heart Association (AHA) tidak menganjurkan penggunaan minyak kelapa, karena terdapat bukti bahwa minyak kelapa dapat meningkatkan kadar LDL, atau kolesterol “jahat” dalam tubuh.
Kelapa mengandung fenol yang merupakan antioksidan.
Selama metabolisme dan proses lainnya, tubuh menghasilkan produk limbah yang disebut spesies oksigen reaktif, atau radikal bebas.
Radikal bebas yang tertinggal di dalam tubuh dapat menyebabkan stres oksidatif sehingga menimbulkan kerusakan yang dapat berujung pada berbagai kondisi kesehatan, termasuk kanker dan penyakit jantung.
Antioksidan dapat membantu tubuh melawan atau menghilangkan radikal bebas, sehingga melindunginya dari penyakit.
Penulis studi tahun 2015 menemukan bahwa santan Malaysia memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan susu kambing dan sapi.
Penelitian tahun 2020 menyimpulkan bahwa kandungan fenolik pada kelapa dapat membantu melindungi lipid, protein, dan DNA dalam tubuh dari kerusakan akibat stres oksidatif.
Kelapa mengandung lipid yang disebut asam laurat.
Beberapa temuan menunjukkan bahwa asam laurat memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi, sehingga menunjukkan bahwa asam laurat dapat membantu mendukung sistem kekebalan tubuh.
Dalam studi tentang efek antimikroba asam laurat dari kelapa, para peneliti mengisolasi berbagai strain bakteri dan memaparkannya pada asam laurat di laboratorium.
Baca Juga: Kriuk! 5 Resep Kletikan Renyah Cocok untuk Camilan Saat Kumpul Keluarga di Hari Raya
Source | : | medical news today |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR