SajianSedap.com - Gorengan merupakan salah satu makanan laris manis yang selalu laris di Indonesia.
Apalagi saat bulan puasa, berbuka dengan gorengan seolah jadi hal wajib.
Tak heran menu gorengan selalu dijadikan menu andalan untuk berbuka puasa.
Namun tentu dibalik sebuah makanan yang nikmat, selalu ada hal buruk yang mengintai termasuk gorengan.
Kandungan minyak pada gorengan memang menjadi kekhawatiran para praktisi kesehatan.
Tapi tahukah Anda seberapa banyak sih kandungan minyak dalam gorengan ini?
Melansir dari laman healthydiningfinder.azurewebsites.net, makanan yang digoreng sebaiknya jarang dimakan, atau bahkan pernah, sebagai camilan, bukan sebagai komponen rutin makanan Anda.
Hal ini karena menggoreng menambah lemak dan kalori pada makanan.
Beberapa minyak goreng merupakan pilihan yang lebih baik daripada yang lain dalam hal kandungan lemak jenuh dan lemak tak jenuhnya, namun agar tidak mengonsumsi terlalu banyak lemak dari makanan yang digoreng, kita harus mendapatkan sebagian besar lemak makanan dari makanan seperti alpukat, ikan berlemak, dan kacang-kacangan dan biji.
Minyak nabati (misalnya zaitun, kanola, kacang tanah, wijen, dll.) juga merupakan sumber lemak tak jenuh yang sehat, namun jika menggunakannya dalam jumlah sedang, metode memasak seperti menumis, memanggang, dan memanggang adalah pilihan yang lebih baik daripada menggoreng.
Dalam hal penyerapan minyak pada berbagai makanan, semua makanan yang digoreng akan menyerap sejumlah minyak, biasanya antara 8-25% dari berat makanan yang digoreng.
Baca Juga: Pudak, Kue Manis Kebanggaan Warga Gresik yang Dibungkus dengan Cara Unik
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR