SajianSedap.com - Dalam budaya Tionghoa, warna merah memang sangat erat kaitannya dengan perayaan Imlek atau Tahun Baru Imlek.
Warna merah dianggap sebagai simbol keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan.
Dekorasi, pakaian, hingga makanan yang dihidangkan akan didominasi warna merah.
Tapi tak hanya warna merah saja, beberapa warna lain juga memiliki simbolisme yang berhubungan dengan keberuntungan di tahun baru.
Salah satunya adalah warna hijau yang melambangkan tentang kemakmuran.
Dengan menambahkan warna hijau, misalnya dengan mengonsumsi makanan berwarna hijau dapat mendatangkan kemakmuran bagi Anda.
Jika berbicara makanan hijau yang terpikirkan tentu sayur hijau bukan?
Namun apakah semua sayur hijau termasuk? Secara khusus, ada beberapa sayuran yang dihubungkan dengan kemakmuran dalam budaya Tionghoa.
Untuk mengetahui jawabannya, lihat berikut ini!
Dilansir dari wwlp.com, semua yang berwarna hijau seperti makanan dan sayuran, melambangkan uang dan juga kemakmuran.
Warna hijau dihubungkan dengan kesegaran, vitalitas, dan pertumbuhan, yang merupakan sifat positif yang diinginkan untuk membawa ke dalam hidup pada tahun yang akan datang.
Baca Juga: Daftar Tempat Jual Mie dan Yammie Halal di Jogja yang Bisa Dicoba saat Liburan Imlek
Selain itu, dalam tradisi yang berakar di Selatan, tanaman hijau dapat digantung di pintu untuk mengusir roh jahat yang mungkin menghampiri Anda.
Salah satu sayuran hijau yang populer dikaitkan dengan kekayaan selama Tahun Baru Imlek adalah brokoli Tiongkok atau gai lan (芥兰).
Di Indonesia sayur ini populer sebagai sayur kailan, yang sering Anda temukan di rumah makan chinese food.
Pengucapan "gai lan" terdengar mirip dengan istilah "kekayaan yang datang" dalam bahasa Tionghoa.
Oleh karena itu, mengonsumsi atau menampilkan brokoli Tiongkok selama Tahun Baru Imlek dianggap dapat membawa kekayaan finansial dan keberuntungan.
Selain itu, sayuran hijau lain, seperti selada (生菜 - shēng cài), juga dianggap menguntungkan.
Ini karena pengucapan kata selada mirip dengan istilah "menghasilkan kekayaan" atau "membuat uang" dalam bahasa Tionghoa.
Karena itu, selada sering digunakan dalam hidangan tradisional Tahun Baru Imlek karena maknanya yang simbolis.
Tradisi mengaitkan beberapa makanan dengan keberuntungan dan kemakmuran selama Tahun Baru Imlek sangat dalam akar kepercayaan budaya dan superstisi.
Orang sering menggabungkan makanan simbolis ini ke dalam hidangan perayaan mereka sebagai cara untuk membawa energi positif dan berkah untuk tahun yang akan datang.
Baca Juga: 4 Makanan Halal Imlek di Surabaya yang Bisa Dicoba saat Liburan Tahun Baru China
Source | : | wwlp.com |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR