Barang-barang yang dibeli juga seringkali tidak diperlukan atau tidak sering digunakan.
Para peneliti yang berasal dari Hannover Medical School, Jerman, mengusulkan agar BSD ditetapkan sebagai kondisi kesehatan mental tersendiri.
Studi tersebut juga menekankan bahwa BSD terjadi pada sekitar 5 persen orang dewasa di negara-negara berkembang.
Menekankan hal serupa, psikoterapis di Hannover Medical School, Dr Müller mengatakan, ini adalah saatnya BSD dipisahkan dari kondisi kesehatan mental lainnya dan perlu ada pengetahuan lebih mengenai BSD yang disampaikan melalui internet.
BSD, terutama yang dilakukan melalui pengisian formulir online, bisa mengakibatkan lingkaran hasrat ekstrem untuk membeli barang-barang dan mendapatkan kepuasan ketika menghabiskan uang.
Karena pecandu belanja kemungkinan besar memiliki kecenderungan untuk menimbun barang, mereka seringkali menimbulkan kekacauan. Mereka kerap menghabiskan uang melebihi jumlah yang bisa mereka bayar sehingga hal itu seringkali menimbulkan kesusahan yang ekstrem. Lalu, apa saja gejala kecanduan belanja online? Berikut gejala-gejala klasiknya:
- Berbelanja ketika merasa marah atau frustrasi.
- Tidak memiliki kontrol terhadap kebiasaan berbelanja.
- Memiliki konflik dengan orang-orang terdekat akibat perilaku belanja mereka.
- Merasa bersalah dan malu setelah pelesiran berbelanja
- Mengalami kecemasan dan euforia saat berbelanja.
Baca Juga: Enggak Bakal Bikin Uang Belanja Cepat Habis, Ternyata Begini Tips Membuat Sup Daging Irit Rasa Sedap
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | Kompas.com,HaloDoc |
Penulis | : | Raka |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR