Makanan yang diberikan pun, Ikra menuturkan, tak harus menu yang sudah matang.
"Kan makanan tidak harus yang dimasak, bisa saja (diberikan) yang mentah biar dimasak," tutur dia.
Ikra pun geram karena Pemkot Depok terkesan asal-asalan menyiapkan menu makanan pencegah stunting.
"Anggaran Rp 4,4 miliar maka harus punya impact terjadi peningkatan nutrisi warga. Itu kan bukan hal yang sedikit untuk mengurus sesembarangan ini. Ini kalau jadi konten TikTok sound-nya itu 'Apa boleh? Emang boleh'," celetuk dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati menjelaskan, menu yang fotonya viral di media sosial bukan menu makanan lengkap, melainkan kudapan.
Mary mengeklaim, menu yang diberikan sudah sesuai petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Kesehatan.
"PMT yang kami laksanakan ini sesuai dengan juknis Kementerian Kesehatan. Nah ini enam hari kudapan, kemudian yang satu harinya makanan lengkap," jelas Mary.
Selain isi dari menu tersebut, ramai komentar warganet kemasan dari setiap menu stunting tersebut.
Tak jarang warganet menyayangkan penempelan stiker ketimbang isi dari kemasan tersebut yang harusnya jauh lebih baik.
Berikut beberapa komentar netizen akan kemasan menu stunting tersebut.
ijui****a: itu sepertinya kemahalan di packing nya deh. Lebih baik packaging biasa jd dana dialokasikan untuk bahan makanan yg lebih bergizi.
itsv***i :Mungkin budgetnya abis buat wadah dan cetak sticker.
dia****illah: 10 M dr jokowi, nyampe depok 18rb per org. Itu masih di potong lg biaya carmuk (baca : stiker). Ampun.
ha****ya: Mahal di pengadaan stiker nya
Bagaimana menurut Sase lovers?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Foto Viral Menu Pencegah Stunting di Depok Cuma Tahu-Sawi, padahal Anggarannya Rp 4,4 Miliar"
KOMENTAR