SajianSedap.com - Getuk yang dikenal sebagai jajanan ‘jadul’ asal Magelang, Jawa Tengah, sampai saat ini masih diminati banyak orang.
Panganan ini masih menjadi salah satu jenis jajanan pasar yang nikmat apabila dinikmati bersama secangkir teh atau kopi panas.
Jajanan ini adalah olahan singkong yang dihaluskan dan dicampur dengan gula pasir atau gula merah dan sedikit garam.
Bahkan pada Agustus 2020 lalu, getuk masuk dalam kategori 50 Best Street Foods terbaik di Asia menurut CNN.
Ragam olahan getuk pun berbeda-beda dan menjadi ciri khas dari tiap daerah.
Salah satu jenis getuk legendaris yang terkenal dari seluruh penjuru nusantara adalah getuk lindri.
Nama lindri diambil dari alat pembuat getuk yang serupa dengan alat penggiling mi tradisional. Tak heran jika tampilan getuk lindri serupa dengan mi yang dipadatkan.
Getuk lindri juga biasanya disajikan dengan tampilan warna-warni sesuai pasta perasanya seperti hijau, coklat, kuning, dan merah muda dengan dilengkapi dengan taburan parutan kelapa.
Tapi tak hanya nikmat, ada sejarah dan filosofi mendalam dari jajanan sederhana ini.
Simak berikut ini selengkapnya fakta menarik dari getuk lindri.
Berikut fakta unik dari Getuk Lindri :
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Empal Gentong Khas Cirebon Sampai Dijadikan Varian Rasa Mi Instan
Jajanan tradisional ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Pada masa penjajahan tersebut, masyarakat Indonesia mengalami kesulitan untuk mencari makanan pokok seperti beras.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia menggantinya dengan singkong.
Pada saat itu singkong banyak tumbuh di sekitar pemukiman masyarakat. Sehingga singkong diolah menjadi getuk lindri.
Pembuatan Getuk Lindri dari singkong itu dipelopori oleh seseorang yang berasal dari Desa Karet, Magelang Jawa Timur bernama Mbah Mohtar.
Akhirnya Getuk Lindri dikenal sebagai jajanan tradisional khas Magelang Jawa Tengah.
Nama getuk sendiri diambil dari suara tuk-tuk yang dihasilkan dari kegiatan menumbuk singkong hingga halus.
Sementara nama lindri diambil dari proses pembuatan Getuk Lindri, tepatnya adonan singkong digulung.
Adonan singkong diproses hingga halus, lalu keluar dari lindri dalam bentuk gulungan kecil dan memanjang. Selain itu adonannya juga terdapat serat-serat.
Sekilas bentuknya seperti mie yang kemudian dibentuk menjadi persegi atau gulungan bulat dan dipotong sesuai selera masing-masing.
Getuk Lindri juga memiliki filosofi yang mendalam. Menurut masyarakat Jawa, getuk lindri merupakan lambang dari kesederhanaan.
Mengingat bahan pembuatannya terbuat dari singkong yang dulu tercipta karena sebagai pengganti beras.
Selain itu, Getuk Lindri juga mengajarkan masyarakat Jawa untuk selalu bersyukur pada hal sederhana di sekitar kita dan bisa menjadi bermanfaat.
Karenanya, Getuk Lindri juga dikenal sebagai jajanan pasar.
Selain itu, ada juga penjual getuk lindri yang menggunakan gerobak dan berkeliling.
Getuk lindri biasanya diberi topping berupa kelapa parut.
Selain itu, getuk lindri juga memiliki ciri khas yang menjadi keunikan tersendiri. Ciri khas tersebut ada pada warna pada adonan getuk lindri.
Umumnya, jajanan tradisional satu ini memiliki tiga warna seperti krem, merah muda dan hijau.
Warnanya dibuat cerah, sehingga menarik perhatian semua orang dan membuat penasaran untuk mencicipinya. Namun, semakin berjalannya waktu, warna getuk lindri semakin bervariasi.
Getuk lindri memiliki aroma yang khas karena adanya perpaduan antara singkong, daun pandan dan kelapa.
Baca Juga: 6 Fakta Unik Kopi Luwak Khas Indonesia, Jadi Salah Satu Biji Kopi Termahal di Dunia
Source | : | Tribun Travel |
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR