Dilansir laman New York Times via Kompas.com, pada 1920-an, bioskop muncul di seluruh negeri dengan tampilan yang cukup mewah.
Karena pada awalnya bioskop umumnya untuk kalangan berkelas, makan masih belum menjadi bagian dari pengalaman menonton.
Pemilik bioskop khawatir penonton akan menaburkan popcorn atau kacang di atas karpet dan mengotorinya.
Oleh karena itu, popcorn dilarang untuk masuk ke bioskop.
Mereka menggantung tanda-tanda mencegah orang membawa makanan dari luar.
Seiring berjalannya waktu, bioskop mulai menjual popcorn dengan cara menyewa vendor popcorn luar untuk menjualnya di lobi.
Sebab bioskop tidak dilengkapi atau dirancang untuk menampung mesin pembuat popcorn.
Sebelum kemudian bioskop berhenti bekerja sama dan mulai menjual popcorn sendiri.
Popcorn dan berbagai jajanan lainnya adalah kunci kelangsungan hidup bioskop.
Meski banyak yang mengira bahwa mereka mendapatkan uang dari penjualan tiket.
Baca Juga: Apakah Jagung Popcorn Harus Dicuci Dulu Sebelum Digoreng Supaya Bisa Merekah?
Tips Masak Rendang Jengkol Super Empuk dan Legit, Perhatikan Langkah-langkahnya
KOMENTAR