Asal usul tepatnya tentang bagaimana tempoyak pertama kali ditemukan tidak diketahui dengan pasti.
Namun, dapat disimpulkan bahwa orang-orang di daerah Palembang, Sumatera Selatan, mengembangkan proses fermentasi durian yang menghasilkan makanan yang kemudian dikenal sebagai tempoyak.
Fermentasi adalah proses alami di mana mikroorganisme seperti bakteri atau ragi mengubah zat-zat tertentu dalam makanan.
Proses fermentasi telah digunakan selama berabad-abad untuk mengawetkan makanan dan mengubah rasa, aroma, dan tekstur makanan tersebut.
Dalam kasus tempoyak, durian yang difermentasi memberikan rasa dan aroma yang khas.
Seiring berjalannya waktu, tempoyak menjadi makanan khas yang sangat dihargai di wilayah Palembang dan sekitarnya.
Penggemar tempoyak mencintai rasa uniknya yang asam, gurih, dan sedikit pedas.
Tempoyak biasanya diolah menjadi berbagai hidangan, seperti sayur, ikan, atau hidangan utama lainnya.
Tempoyak tidak hanya menjadi hidangan lezat, tetapi juga memiliki nilai budaya yang kuat bagi masyarakat Palembang.
Makanan ini menjadi bagian penting dari warisan kuliner daerah dan sering dihidangkan dalam acara-acara khusus dan perayaan tradisional.
Meskipun tempoyak awalnya populer di Palembang dan sekitarnya, kelezatannya telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, dan bahkan menjadi daya tarik bagi para pecinta kuliner yang ingin mencicipi makanan khas Sumatera Selatan.
Baca Juga: Resep Sayur Asam Palembang, Menu Pelengkap Praktis Dengan Kuah Segar
KOMENTAR