Jika pakaian terus terlihat kusam, mengurangi penggunaan deterjen bisa menjadi solusinya.
Apakah Anda lebih suka bubuk, gel, atau pod, menggunakan deterjen yang tepat adalah cara lain untuk menjaga pakaian dalam kondisi prima lebih lama, jelas Wright.
Dengan begitu banyak opsi yang tersedia, penting untuk mengetahui cara kerja masing-masing deterjen.
Menggunakan terlalu banyak deterjen, dalam bentuk apa pun, sebenarnya dapat berdampak negatif pada beban cucian, karena dapat meninggalkan residu deterjen, yang menyebabkan kaos favorit Anda menjadi kotor, garing, dan berubah warna, terang Wright.
Meskipun aturan biasanya diterapkan untuk mencuci pakaian gelap untuk mencegah pemudaran, membalikkan pakaian putih sebelum dicuci dapat membantu melindungi bagian luar yang terlihat dari statis dan gesekan, menjaga tampilan kain lebih lama, saran para ahli.
Terlebih lagi, mencuci pakaian dalam ke luar memungkinkan area yang paling kotor, yaitu area yang bersentuhan dengan tubuh kita, untuk dicuci terlebih dahulu dan menerima beban deterjen dan pelembut.
Melewati cucian secepat mungkin sering kali menjadi prioritas utama saat memeriksa pekerjaan rumah tangga, tetapi membiarkan pakaian putih dengan warna dapat dengan cepat menyebabkan pakaian rusak.
Pakaian cerah cenderung memiliki pewarna berlebih di dalamnya yang mungkin luntur ke pakaian putih yang cantik pada beberapa siklus pertama, ucap Wright.
Selain itu, jika Anda berencana menggunakan pemutih untuk menjaga pakaian putih bebas dari perubahan warna, penting untuk memisahkan warna untuk menghindari warna bercak atau pudar, imbuh dia.
Barang-barang seperti pakaian dalam atau pakaian olahraga yang sangat berkeringat tetap harus dicuci secara teratur, tetapi sebagian besar pakaian Anda tidak perlu dicuci setelah satu atau bahkan dua kali pemakaian.
Mengibaskan pakaian saat Anda melepasnya dan membiarkannya digantung semalaman adalah cara yang bagus untuk menghilangkan pakaian lain dan membantu menjaga kulit putih tetap putih, terang Bell.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR