SajianSedap.com - Tak bisa dipungkiri lagi, tambahan MSG pada masakan memang bikin masakan jadi makin enak.
Tapi selama bulan Ramadhan, penambahan MSG bisa bikin kita jadi haus.
Soalnya, entah kenapa MSG membuat tenggorokan jadi lebih kering.
Makanya, kita tidak disarankan untuk mengonsumsi mi instan saat sahur.
Pasalnya mi instan mengandung cukup banyak MSG.
Tapi tenang dulu, kita bisa mengganti MSG dengan aneka bahan yang ada di dapur.
Bahan-bahan ini bisa memberikan rasa gurih seperti MSG, lo.
Penambahan MSG ini memberikan rasa gurih sehingga masakan jadi jauh lebih enak.
Namun sayang, MSG bisa jadi berbahaya untuk kesehatan tubuh.
Kalau dikonsumsi dalam jangka waktu lama, bisa menyebabkan gangguan kinerja otak dan penurunan kecerdasan.
Tidak hanya itu, MSG juga bisa menyebabkan gangguan jantung dan obesitas.
Tapi kalau sudah tahu bahayanya, apakah masih mau menggunakan MSG?
Tenang saja, selain MSG masih ada bahan alami lain yang bisa digunakan sebagai penyedap makanan.
Langsung lihat di bawah bersama-sama, yuk!
Siapa sangka 2 bagian udang yang sering dibuang ini bisa diolah jadi penyedap rasa?
Soalnya kulit dan kepala udang punya rasa gurih yang sayang kalau dilewatkan.
Keduanya bisa dibuat sebagai kaldu udang.
Caranya bisa dilihat dengan meng-klik link yang satu ini.
Tapi hati-hati ya, karena 2 bagian ini tinggi kolesterol.
Kita juga bisa menggunakan ebi atau udang rebon sebagai pengganti MSG.
Bahan alami lain yang bisa menggantikan MSG adalah bawang putih.
Kita bisa mengulek bawang putih, atau menggunakan bawang putih bubuk pada masakan.
Cara membuat bawang putih bubuk juga mudah.
Bawang putih cukup dipanggang sampai kering, kemudian tumbuk sampai halus.
Banyak jenis kaldu yang bisa kita gunakan sebagai penyedap rasa.
Yang paling umum adalah kaldu sapi dan kaldu ayam.
Keduanya bisa kita buat sendiri di rumah dengan cara merebus tulang sapi dan ayam dalam waktu lama.
Kita juga bisa menyetoknya dengan menyimpan kaldu di dalam kulkas.
Tapi saat akan digunakan, ingat untuk membuang lemak yang mengambang di atasnya, ya!
Jangan malas untuk membeli rempah-rempahan seperti merica, ketumbar, lada, atau pala.
Bahan-bahan tersebut bisa juga dimanfaatkan sebagai pengganti MSG.
Cukup dengan menumbuknya dengan ulekan, maka kita sudah mendapatkan bubuk yang bisa kita tambahkan pada masakan.
Dijamin rasa masakan tidak akan kalah sedap meski tanpa MSG.
Itu dia tadi deretan bahan alami yang bisa digunakan sebagai pengganti MSG.
Mungkin kita harus menyesuaikan diri agar terbiasa dengan rasanya.
Tapi tidak ada salahnya demi kesehatan, kan?
Meningkatnya jumlah penderita hipertensi tidak bisa dipisahkan dari perubahan gaya hidup masyarakat saat ini.
Terjadi pergeseran pola makan ke arah makanan cepat saji yang diawetkan, mengandung, mengandung garam tinggi, lemak jenuh namun rendah serat menjadi salah satu penyebab terbesar meningkatnya hipertensi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kebanyakan orang mengonsumsi makanan tinggi garam dengan jumlah dua kali lipat yang disarankan.
Untuk orang dewasa, WHO merekomendasikan konsumsi garam kurang dari 5 gram (satu sendok teh) per hari.
Penurunan asupan garam kurang dari dari jumlah tersebut dapat mengurangi tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Baca Juga: Tips Membuat Koya Gurih yang Mirip Penjual Soto Lamongan, Antigagal!
Dijelaskan oleh Prof Ahmad Sulaeman MS, menjalankan gaya hidup dan pola makan sehat adalah kunci menendalaikan tekanan darah.
“Untuk diet, bisa menjalani Diet DASH. Namun, kita juga bisa mengurangi asupan garam atau diet rendah garam sebagai salah satu upaya yang esensial dan mudah dilakukan,” katanya dalam acara webinar Salt Reduction Strategy to Reduce the Risk of Hypertention (22/10/2020).
Sebagian besar orang khawatir jika mengurangi garam dapat membuat cita rasa masakan menjadi tidak lezat lagi.
Menurut Ahmad, kita bisa menyiasatinya dengan penggunaan bumbu umami seperti MSG.
“Kandungan natrium pada MSG hanya sepertiga kandungan natrium pada garam normal dan sudah banyak penelitian yang membuktikan penyedap umami bisa membantu mengurangi asupan garam tapi tetap menjaga palatibitas makanan,” kata Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi dari IPB itu.
Melansir dari situs WHO, upaya pengurangan garam bisa dilakukan dengan cara tidak menambahkan garam selama proses memasak makanan, membatasi asupan camilan mengandung garam tinggi, serta memilih produk dengan kandungan garam yang rendah.
Sebagian besar asupan garam dalam makanan juga berasal dari makanan yang diproses atau kalengan. Karena itu, batasi asupan makanan olahan.
Selain itu, perlu dipahami juga bahwa garam laut (sea salt) tidak lebih baik dibanding garam konvensional.
“Apa pun sumber garamnya, kandungan sodium dalam garam tetap berdampak buruk bagi kesehatan,” tulis WHO.
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR