SajianSedap.com - Momen Hari Raya Idul Fitri identik dengan beragam sajian khas Lebaran.
Mulai dari makanan berat seperti masakan bersantan hingga kue kering disajikan di hari kemenangan ini.
Biasanya, masyarakat Indonesia menghidangkan makanan berat seperti rendang dan opor sebagai menu untuk dinikmati bersama keluarga.
Perlu diketahui bahwa rendang dan opor merupakan makanan yang mengandung santan dalam pengolahannya.
Seringkali kedua lauk tersebut tidak habis dalam satu hari, dan di hari berikutnya, akan disajikan kembali di meja makan dengan cara menghangatkannya terlebih dahulu.
Masyarakat menghangatkan masakan yang mengandung santan tersebut dengan tujuan agar sajian tidak cepat basi.
Sehingga makanan tidak akan mubazir terbuang-buang karena terlanjur basi.
Namun memanaskan santan atau makanan yang mengandung santan harus dilakukan dengan benar.
Ini agar santan tidak pecah sehingga berpengaruh terhadap rasa masakan.
Lalu bagaimana cara menghangatkan masakan lebaran bersantan? Simak berikut ini.
Cara menghangatkan makanan bersantan seperti gulai dan tongseng agar tidak salah langkah sehingga kualitasnya tidak turun bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini:
Langkah pertama, siapkan panci. Panaskan di atas kompor. Kalau sudah cukup panas, kecilkan api.
Kemudian baru masukkan makanan bersantan ke dalam panci. Sembari memanaskan, aduk terus agar santan tidak pecah.
Kalau memanaskan pakai api besar, santan jadi cepat matang dan cepat pecah karena overcooked.
Selain makanan bersantan, santan segar juga bisa disimpan dalam kulkas dan dipanaskan kembali.
Namun, santan segar sebaiknya tidak terlalu lama disimpan dalam kulkas karena kualitasnya bisa turun. Maksimal simpan satu hari saja.
Santan segar yang sering dipanaskan, kemudian dimasukkan kembali ke kulkas juga membuat kualitasnya turun.
Pakailah santan segar dari kelapa parut murni untuk meminimalkan potensi kualitas santan menurun.
Lalu, masak santan jadi makanan bersantan barulah disimpan. Jadi bukan santan mentah yang disimpan.
Makanan bersantan sebaiknya simpan dalam kulkas atau freezer, tetapi sebelum dimasukkan pastikan sudah tidak panas atau berada pada suhu ruang.
Membiarkan makanan bersantan pada suhu ruang sebelum dimasukkan kulkas bertujuan agar santan tidak menimbulkan butiran uap air yang bisa membuatnya cepat basi.
Jangan lupa, simpan makanan bersantan dalam wadah kedap udara agar kualitas tetap terjaga.
Ahli Gizi Rumah Sakit Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz., mengatakan bahwa makanan yang terbuat dari campuran santan tidak dianjurkan untuk dipanaskan berulang kali.
Ini berarti, hidangan rendang dan opor tidak baik dikonsumsi ketika telah dipanaskan berkali-kali.
Santan sebetulnya memiliki kandungan lemak baik, karena mengandung asam lemak dan trigliserida yang mudah dibakar oleh tubuh.
Akan tetapi, jika dipanaskan berulang kali, lemak yang terkandung pada santan akan berubah menjadi lemak jenuh.
Rista menyarankan agar makanan bersantan seperti rendang dan opor dipanaskan maksimal sebanyak 3 kali.
Bagi orang yang mengonsumsi masakan santan yang dipanaskan terbebut juga harus mengontrol frekuensi konsumsinya dalam sebulan sebanyak 2-3 kali saja.
Jika mengonsumsi makanan bersantan yang telah dipanaskan berulangkali, maka dapat dibarengi dengan makanan kaya nutrisi seperti buah dan sayuran.
“Saya rasa banyak orang pernah mengalaminya (makan opor dan rendang yang dipanaskan beberapa kali). Ini masih boleh tapi frekuensinya dijaga sekitar 2-3 kali per bulan saja. Namun, jelas akan lebih baik jika masakan bersantan tak dipanaskan,” ungkap Rista.
Selain itu, Rista menganjurkan jika memasak makanan yang mengandung santan sebaiknya jangan dimasak terlalu lama.
Memasak santan terlalu lama dapat menjadikan santan tersebut menjadi sumber lemak jenuh.
“Santan sebaiknya dimasukkan terakhir (ke panci atau wajan) atau yang terpenting jangan dibiarkan terlalu lama di panas,” jelas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cara Hangatkan Makanan Bersantan Seperti Gulai dan Tongseng
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Raka |
KOMENTAR