Pasalnya, masakan bersantan, seperti opor dan gulai, mengandung lemak jenuh yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh dan berisiko tinggi menyebabkan seseorang terkena batu empedu.
Untuk mencegahnya, Anda disarankan untuk mengonsumsi sejumlah makanan penurun kolesterol, seperti pisang, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
Karbohidrat merupakan salah satu nutrisi penting yang berfungsi sebagai sumber energi untuk tubuh.
Namun lain halnya dengan karbohidrat olahan yang justru dapat meningkatkan risiko terjadinya batu empedu.
Hal ini dikarenakan sebagian besar karbohidrat olahan mengandung gula yang cukup tinggi.
Dalam penelitian berjudul “Dietary Patterns and Risk of Gallbladder Disease: A Hospital-based Case-Control Study in Adult Women”, disebutkan bahwa mengonsumsi gula lebih dari 40 gram sehari dapat meningkatkan risiko batu empedu hingga dua kali lipat.
Jenis makanan yang digoreng, terutama yang digoreng menggunakan minyak jelantah, memiliki kandungan lemak jenuh cukup tinggi sehingga termasuk salah satu pantangan batu empedu.
Alih-alih menggorengnya, Anda bisa mengolah makanan dengan cara lain seperti dikukus, direbus ataupun dipanggang.
Namun, jika terpaksa untuk menggoreng makanan, Anda dapat menggorengnya dengan sedikit minyak zaitun atau menggunakan air fryer.
Dengan begitu, asupan lemak jahat dari minyak goreng dapat diminimalisasi.
Daging olahan juga merupakan salah satu makanan penyebab batu empedu.
Pasalnya, daging olahan sapi, seperti sosis, kornet, atau bacon, mengandung kolesterol dan natrium tinggi.
Bukan hanya daging olahan, nyatanya daging merah segar juga dapat meningkatkan batu empedu apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Meski lebih sehat dibandingkan daging olahan, Anda tetap disarankan untuk mengonsumsi daging merah secukupnya.
Pantangan batu empedu berikutnya adalah produk susu tinggi lemak, seperti susu murni, mentega, atau keju.
Konsumsi susu sebenarnya bukan berarti tidak diperbolehkan, hanya saja perlu dibatasi untuk mengurangi asupan lemak jenuh dalam tubuh.
Sebagai alternatif, Anda dapat memilih jenis susu rendah lemak (low fat).
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR