SajianSedap.com - Sapu merupakan salah satu peralatan rumah tangga untuk kebersihan.
Dengan sapu, Anda dapat membersihkan bagian-bagian rumah sampai ke sudut yang sulit sekalipun.
Walaupun sudah ada vacum cleaner, sapu tetap menjadi pilihan favorit para ibu rumah tangga.
Di samping harga yang relatif murah, penyimpanannya pun tidak memakan tempat.
Namun demikian, sapu bisa menjadi sangat cepat kotor seiring pemakaian.
Sapu kotor membuatnya bekerja dengan cara yang berlawanan, secara aktif menyebarkan debu dan kotoran di sekitar rumah daripada memungutnya.
Ini tentu akan berakibat buruk terlebih pada kesehatan jika terus dibiarkan.
Padahal cara membersihkan sapu sekaligus membuatnya tahan lama cukup dengan menggunakan garam.
Lihat berikut ini bagaimana caranya untuk Anda lakukan di rumah.
Bulu sapu biasanya lebih rapuh jika terbuat dari serat alami atau lebih sulit digosok jika terbuat dari sintetis atau plastik. Bahkan bahan sintetis aus atau melengkung seiring waktu.
Namun, yang Anda butuhkan untuk membersihkan dan melindungi sapu hanyalah garam kristal, sedikit air, dan sedikit cuka putih suling jika diperlukan.
Cukup isi ember dengan air panas dan garam dalam jumlah banyak, bersama dengan cuka, untuk menambah sanitasi dan penghilang bau.
Rendam sapu di dalamnya setidaknya selama 30 menit atau lebih untuk sapu yang sangat kotor.
Bilas dengan air dan biarkan hingga kering sebelum digunakan kembali. Cara tersebut berfungsi untuk membersihkan dan melindungi sapu dalam beberapa cara.
Adapun untuk pembersihan, garam kristal memiliki tepi bergerigi yang berfungsi untuk menggosok dan hampir mengampelas kotoran, yang sangat membantu untuk pembersih tugas berat seperti bulu sapu, yang sering penuh dengan makanan dan bahan lain yang sulit dikikis.
Saat Anda menambahkan cuka ke dalam campuran atau asam lainnya, keduanya bergabung untuk membuat produk pembersih asam yang kuat.
Cuka sendiri juga membantu menetralkan bau tak sedap yang tersimpan di bulu sapu.
Garam juga dapat menjaga keutuhan sapu. Anda akan melihat dari waktu ke waktu bahwa bulunya akan bengkok, berubah bentuk, atau patah.
Sapu tidak dibuat untuk bertahan selamanya tetapi bisa bertahan sedikit lebih lama dengan perawatan yang tepat.
Perendaman air garam akan memperkuat dan mengeraskan bulu sintetis, tetapi tidak sampai menjadi rapuh atau tajam.
Selain itu, ini menambah kemampuan pembersihannya - bulu yang lebih keras akan menangkap kotoran dengan lebih efisien daripada bulu yang lemah dan lentur.
Jika Anda melakukan rendaman air garam ini berulang kali, Anda mungkin melihat ujung bulu sapu mulai menjadi sedikit renyah atau kaku.
Meskipun bulu yang lebih keras dapat menyapu dengan lebih baik, jika terlalu keras sehingga tidak bengkok, bulu tersebut tidak akan bekerja dengan baik.
Alih-alih terburu-buru membuang sapu, ada satu metode terakhir yang dapat dilakukan, yakni memotong ujungnya. Yang Anda butuhkan untuk metode ini hanyalah gunting.
Cukup potong ujung bulu sapu yang berjumbai, bengkok, atau rusak. Jika sapu miring, cobalah memotong sudutnya sebaik mungkin, dan sapu Anda akan menjadi seperti baru.
Metode ini jelas ada batasnya, karena pada akhirnya Anda akan kehabisan ruang bulu untuk memotong.
Namun, ini cara yang bagus untuk menunda pengeluaran untuk membeli sapu baru dan membantu mencegah pemborosan yang tidak perlu.
Setelah membersihkan lantai, beberapa orang menjadi tidak sabar.
Meskipun kamu mungkin tergoda untuk melempar handuk untuk mengeringkan lantai dengan cepat, ini bisa jadi merupakan kesalahan.
Studi menunjukkan bahwa mikroorganisme terbunuh ketika mereka bersentuhan dengan disinfektan selama sekitar 10 menit.
Jadi, biarkan lantai yang telah dipel mengering dengan sendirinya untuk memastikannya disanitasi secara efektif.
Untuk mempercepat pengeringan, buka jendela untuk membiarkan lebih banyak aliran udara dan sirkulasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cara Membuat Sapu Tahan Lama, Pakai Garam
Baca Juga: Kapan Terakhir Bersihkan Sapu? Gunakan Cara Ini Supaya Sapu Lantai Bebas Debu dan Kotoran
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Amelia Pertamasari |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR