Sistem kekebalan tubuh kita dikompromikan selama peristiwa-peristiwa yang menimbulkan stres dan dapat mengakibatkan Si Kecil terjangkit berbagai alergi, virus dan infeksi bakteri.
Tak jarang anak akan marah, jengkel atau bahkan ngamuk, namun sebaiknya jangan beri label anak pemarah ya.
Pemberian label kepada seseorang cenderung membuat orang lain melihat kepribadian si penyandang label sesuai dengan label yang diterimanya.
Anak yang sering dibilang pemarah secara terus-menerus, mau tak mau akan memosisikan dirinya sebagai anak pemarah pula.
Daripada melabel 'pemarah', lebih baik lakukan hal berikut saat Si Kecil marah.
Dilansir oleh Kompas.com dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, salah satu yang lebih baik dilakukan saat Si kecil marah yaitu memisahkan emosi dengan tindakan.
Misalnya, ketika anak ingin memukul sesuatu, Anda biasanya akan mengatakan 'jangan memukul!'.
Sebaiknya, jangan katakan hal itu namun beritahu apa yang dilakukannya itu adalah salah.
'Ibu tahu adik marah, tapi ibu nggak akan membiarkan adik memukul orang karena itu menyakiti orang lain dan merupakan tindakan yang salah'.
Daripada melabel anak pemarah ketika Si Kecil sedang marah, sebaiknya ajak untuk menyelesaikan permasalahan itu.
Misalnya, lebih baik katakan 'Masalah ini susah ya? Yuk kita cari solusinya bersama'.
Dengan mengatakan kalimat di atas, Anda menunjukkan niatan untuk membantu menyelesaikan dan mendengarkan persoalan anak.
Ketika anak sedang marah, sebaiknya Anda jangan mengatakan hal yang bisa membuat anak menjadi malu seperti mengatakan 'kamu nakal' atau 'kakak nih bikin malu'.
Lebih baik, ajak Si Kecil ke tempat yang lebih sepi kemudian ajak anak untuk menyelesaikan permasalahannya.
Ketika anak marah sering kali menyulut emosi orangtua, namun sebaiknya berilah senyuman tulus dan ingatlah kebaikan dan kelucuan anak.
Saat marah, hal yang bisa membuat Si Kecil tenang yaitu pelukan.
Lebih baik orangtua memeluk anak dan biarkan dia menangis, ucapkan di dekat telinganya dengan berbisik, ”Bunda di sini. Kakak tenang ya.”
Ketika sedang sangat marah atau panik, tubuh anak-anak sering tak mampu menahan stres dan merasa benar-benar tak aman.
Menemani dan membuat mereka tenang dan aman akan mengasah keterampilannya mengelola emosi.
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR