SajianSedap.com - Si kecil pasti suka mainan.
Mulai dari mainan masak-masakan sampai mobil-mobilan jika memiliki putra di rumah.
Harga mainan pun kini semakin murah.
Hal ini tak lepas dari banyaknya mainan import yang bisa dibeli diberagam macam toko daring.
Tentunya ini bak kabar gembira bagi para ibu rumah tangga.
Dengan semakin murahnya harga mainan pasti tak mengganggu keuangan untuk urusan dapur.
Di Indonesia, walau sejak 3-5 tahun dibanjiri produk mainan import murah asal China, sebenarnya mempunyai aturan tegas mengenai mainan untuk anak.
Setidaknya menurut Dr. Budi Haryanto, SKM, MKM, MSc, dari Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, ada 5 jenis zat kimia pada mainan yang dilarang beredar di Indonesia.
Sayangnya menurut Susanto, anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), masih banyak kasus mainan yang masuk ke Indonesia mengandung bahan baku kimia yang dapat merusak kesehatan.
Dengan bahasa lain masih mengandung 5 jenis zat kimia yang dilarang tersebut.
Mainan yang mengandung 5 zat kimia tersebut menurut Susanto, banyak jenisnya, mulai dari mainan dari kayu, hingga mainan berbahan plastik.
Malah mainan plastik bisa saja dibuat dari plastik daur ulang yang kandungan merkuri dan cadmiumnya (dua dari delapan zat kimia yang dilarang) cukup tinggi.
Apa saja zat kimia berbahaya pada mainan? Coba Ibu pelajari agar kita punya daftar (ceklis) kandungan apa saja yang tidak boleh ada di mainan buah hati kita;
Ini adalah bahan kimia berbahaya yang biasanya digunakan untuk membuat benda-benda tertentu dari bahan plastik. Jadi bisa dibuat untuk mainan juga.
Biasa digunakan untuk membuat rambut boneka.
Bisa terdapat pada pakaian anak, atau pakaian boneka.
Bisa terdapat pada high chair bayi.
Kerap ditemukan pada cream bayi dan tisu basah untuk bayi.
Senyawa-senyawa kimia di atas, juga bisa ditemukan pada pewarna, bahan karet, dan kayu mainan bayi dan anak.
Untuk diketahui, semua zat kimia yang disebutkan di atas, seharusnya tidak lagi dipakai oleh produsen mainan anak.
Sebab selain dilarang pernggunaannya juga banyak riset membuktikan bahan kimia tersebut berbahaya bagi kesehatan, karena berkaitan dengan terjadinya kanker, gangguan pada sistem reproduksi, gangguan syaraf pada binatang percobaan maupun pada manusia.
Kandungan zat kimia bisa menimbulkan asma karena biasanya baunya menyengat. Bisa juga meningkatkan risiko penyakit kanker, pembesaran hati, karena anak bisa menjilat atau mengisap mainan tersebut.
Banyak mainan yang menggunakan cat mengandung timbal/merkuri, tentunya sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Supaya anak bisa terhindar dari kontaminasi zat kimia berbahaya, saat pembelian mainan perhatikan spesifikasi bahan mainan yang tertera pada kemasan, dan petunjuk pemeliharaannya.
Mainan berkualitas memperhatikan keamanan, dan akan mencantumkan keterangan lengkap pada prodaknya.
Cara sederhana mengenali kandungan zat kimia berbahaya adalah dengan mencermati warna mainan.
Mainan berbahan plastik misalnya, yang menggunakan plastik daur ulang biasanya warna mainan buram, tidak cerah, harga pun murah.
Untuk mainan plastik pilih yang memiliki label phthalate-free.
Jangan membeli mainan plastik yang mengandung polyvinyl chloride (PVC).
Bahan tersebut memiliki kandungan zat kimia bererbahaya, phthalate, yang sangat tinggi.
Perhatikan dengan seksama bentuk dan setiap sisi mainan yang akan dibeli.
Perhatikan, apakah matrialnya mudah patah, ujung dan sisinya tajam atau tidak, catnya mudah luntur atau tidak, berbau atau tidak.
Jika mainan tersebut mudah patah, banyak sisi yang tajam, warna luntur, dan berbau, sebaiknya urungkan niat membelinya.
Jangan lupa mainan yang dibeli sesampainya di rumah baiknya dicuci terlebih dahulu dengan sabun.
Saat mencuci perhatikan apakah warnanya memudar atau luntur? Jika ya, jangan berikan pada si kecil.
Gampangnya dalam memilih mainan, pilih mainan yang telah tersertivikasi.
Logo SNI, CE, ST, bisa kita jadikan patokan untuk menilai mainan yang akan dibeli bebas dari 5 zat berbahaya.
Sebuah produk yang sudah tersertifikasi berarti sudah melalui ujian-ujian, termasuk pengujian kadar aman kandungan bahan kimia.
KOMENTAR