SajianSedap.com - Setiap harinya minyak goreng memang selalu digunakan ya.
Nah, biasanya minyak goreng digunakan untuk menggoreng lauk untuk makan atau camilan untuk sore hari.
Biasanya minyak goreng kita gunakan beberapa kali sampai warnanya agak keruh.
Menggunakan minyak berkali-kali jadi salah satu cara untuk menghemat minyak goreng.
Nah, minyak yang sudah kotor biasanya kita sebut sebagai minyak bekas atau minyak jelantah.
Minyak bekas yang gak bisa dipakai lagi biasanya akan kita buang sebab banyak yang menilai kalau gak ada manfaatnya lagi.
Padahal minyak goreng bekas bisa Anda manfaatkan untuk membuat tanaman jadi subur loh.
Tahukah Anda? Minyak jelantah ternyata menghasilkan asam lemak jenuh yang sangat tinggi, lo. Ini karena minyak telah mengalami beberapa reaksi akibat penggorengan berulang.
Memangnya asam lemak ada manfaatnya? Tentu ada, asam lemak itu bisa membantu pertumbuhan tanaman.
Namun perlu diingat, minyak jelantah untuk tanaman ini hanya bisa digunakan sebagai pupuk tambahan, ya.
Jadi, kita tetap harus menambahkan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos dengan tambahan pupuk organik.
Anda bisa menggunakan minyak jelantah menjadi sabun cuci, lo. Selain bisa menghemat pengeluaran keluarga, Anda juga berkontribusi menyelamatkan bumi dengan ramah lingkungan.
Bagaimana cara membuatnya?
Untuk membuatnya, Anda bisa saring terlebih dahulu minyak jelantah menggunakan kain, kemudian rendam bersamaan dengan arang, ya.
Ini digunakan agar kotoran pada minyak jelantah hilang dan warnanya pun menjadi lebih jernih.
Setelah itu, campurkan dengan bahan-bahan, seperti cuka apel, minyak kelapa, air, NaOH, serta fragrance oil, lalu masukkan ke dalam cetakan.
Anda bisa menunggunya sekitar 12 jam hingga campuran bahan menjadi padat dan bisa dipotong.
Jika sudah jadi, Anda bisa menggunakan sabun dari minyak jelantah tadi untuk mencuci lap hingga alat masak dengan noda membandel.
Tentu Anda menginginkan ruangan yang wangi, sehingga biasanya kita akan menggunakan aromaterapi.
Sekarang, Anda tidak perlu lagi mengeluarkan biaya lebih untuk membeli aromaterapi, nih. Ini karena Anda bisa memanfaatkan minyak jelantah di rumah.
Cara yang harus Anda lakukan pertama adalah menjernihkan minyak jelantah terlebih dahulu dengan merendamnya memakai ampas tebu selama dua hari.
Baca Juga: Tips Membuang Minyak Goreng Bekas yang Aman, Contek Caranya Langsung Nih
Setelah itu, ambil bubuk jeli dan tambahkan pewangi kesukaanmu, seperti vanilla, jasmine, atau kopi.
Proses terakhir, olah dan cetak campuran bahan di atas ke dalam berbagai bentuk lalu tempatkan ke dalam wadah penyimpanan. Mudah, bukan?
Minyak jelantah juga bisa dijadikan pakan unggas, seperti ayam, burung puyuh, dan unggas lainnya.
Sebelum menggunakannya, minyak jelantah perlu dimurnikan untuk menghilangkan sifat karsinogenik yang bisa jadi racun bagi burung puyuh.
Setelah proses pemurnian dilakukan, barulah minyak jelantah dicampurkan pada pakan puyuh, seperti jagung dan dedak.
Ketika tiba-tiba mati listrik pada malam hari, tentu kita membutuhkan lilin atau lampu emergency untuk tetap terang. Bagaimana jika tidak ada?
Jangan khawatir, Anda bisa memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan bakar lampu minyak.
Untuk membuatnya juga cukup mudah. Sebelumnya, Anda bisa menyiapkan kapas serta sebuah wadah yang tidak mudah bocor dan tahan panas.
Misalnya, tutup kaleng biskuit atau kaleng lain yang berukuran kecil.
Setelah itu, tuangkan minyak jelantah ke wadah itu. Ambil segumpal kapas dan padatkan seperti sumbu kompor, ya. Letakkan kapas itu di dalam minyak.
Biarkan saja hingga minyak meresap dan membasahi semua bagian kipas.
Jika sudah, Anda tinggal bakar kapas menggunakan korek api hingga menyala layaknya lampu minyak.
Nah, itulah lima cara yang bisa Anda terapkan untuk memanfaatkan minyak jelantah agar tak terbuang sia-sia.
Selamat mencoba!
Artikel ini telah tayang di Bobo.id dengan judul, Jangan Langsung Dibuang, Ini 5 Manfaat Minyak Jelantah untuk Keperluan Sehari-hari
Trik Menghilangkan Henna di Kulit Lebih Cepat, Gosok dengan 1 Bahan di Dapur Ini
Source | : | bobo |
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR