SajianSedap.com - Hingga saat ini kanker memang jadi penyakit yang ditakuti banyak orang ya.
Sebab kanker merupakan penyakit ganas yang bisa mengancam nyawa.
Lebih parahnya, kanker juga bisa menyerang bagian tubuh manapun.
Kanker juga bisa menyerang wanita, pria, yang masih muda hingga dewasa.
Diketahui ada salah satu artis yang sempat berjuang melawan kanker.
Ya, artis tersebut adalah Feby Febiola yang beberapa waktu lalu sempat terkena kanker ovarium.
Dilansir dari Kompas.com, Feby Febiola pertama kali mengumumkan penyakitnya pada 21 Juli 2020 lewat sebuah unggahan tak biasa.
Artis berusia 42 tahun tersebut mengunggah foto kepala plontos di mana rambutnya rontok akibat pengobatan kanker.
Feby Febiola dikabarkan menjalani operasi kista ovarium pada 30 Mei 2020.
Operasi berjalan lancar dan tumor yang ada di tubuhnya berhasil diangkat oleh tim dokter.
Kemudian usai menjalani enam kali kemoterapi, Feby Febiola bisa dikatakan sembuh dari kanker ovarium yang dideritanya.
"Akhirnya setelah menjalani kemoterapi selama enam kali, hasil tumor marker aku menunjukan hasil yg luar biasa.. semuanya di bawah rata-rata.. artinya tidak ada sel yang aktif lagi," tulisnya seperti dikutip Kompas.com, Kamis (12/11/2020).
Pemain film Jagad X Code ini hanya bisa bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukung dan mendoakannya.
Rupanya penyakit kanker ovarium bukan hanya menyerang Feby saja loh.
Lama sebelum Feby terkena kanker ovarium, ada artis cantik juga yang terkena kanker ovarium.
Ya, rupanya Shahnaz Haque sempet berjuang melawan kanker ovarium juga.
Dilansir dari TribunTimur.com, di tahun 1998, Shahnaz didiagnosis sempat terkena kanker ovarium dan memutuskan menjalani operasi setahun setelahnya.
Wanita cantik ini mengakui, dirinya tumbuh dalam keluarga dengan riwayat kanker yang kuat.
Ibu dan neneknya meninggal dunia karena kanker.
Ayah dari sang suami, Gilang Ramadhan, pun meninggal karena kanker prostat.
Selain itu juga ada keluarga besar yang meninggal karena kanker payudara.
Sejak itu, dirinya mengakui ia berkomitmen untuk menjalani pola hidup sehat dan tidak sembarangan memilih asupan makanan.
Mengetahui cukup banyak kalangan artis yang kena kanker ovarium bikin ngeri ya.
Berarti penyakit kanker ovarium memang bisa menyerang siapapun.
Mungkin Anda bertanya-tanya apa yang memicu orang bisa terkena kanker ovarium.
Ternyata ada beberapa bahan makanan yang bisa jadi pemicu kanker ovarium loh.
Bahkan tanpa sadar, beberapa bahan makanan ini sering Anda konsumsi.
Dilansir dari Kompas.com, menurut para peneliti, makanan yang terkait dengan risiko kanker ovarium adalah kopi, telur, alkohol, dan asupan lemak, yang semuanya dapat meningkatkan risiko kanker ovarium secara signifikan.
Walau demikian, perlu diketahui bahwa sampai saat ini belum ada ilmuwan yang bisa dengan akurat menemukan penyebab kanker ovarium.
Yang bisa kita lakukan adalah menjalani pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Mulai sekarang mungkin Anda bisa kurangi bahan makanan di atas.
Setidaknya jika Anda mengurangi konsumsi bahan makanan tersebut Anda bisa tercegah dari kanker ovarium.
Namun, ternyata kini malah terungkap kabar yang bikin geger lagi.
Ya, terungkap jika rupanya wanita dengan kondisi ini malah beresiko terkena kanker ovarium.
Maka itu para wanita baiknya ketahui beberapa kondisi ini.
Sebab takutnya Anda malah masuk dalam kondisi ini.
Dilansir dari GridHealth, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko kanker ovarium bagi seorang wanita, di antaranya berikut ini.
1. Bertambah usia
Dilansir dari American Cancer Society, faktor risiko kanker ovarium pada wanita yang pertama adalah bertambahnya usia.
Jenis kanker ini jarang sekali dialami oleh wanita di bawah usia 40 tahun. Rata-rata mengalaminya ketika sudah menopause atau sekitar usia 63 tahun.
2. Obesitas
Mempunyai berat badan berlebih atau obesitas memang meningkatkan risiko penyakit serius, termasuk kanker ovarium.
Wanita yang indeks massa tubuhnya lebih dari 30, mempunyai risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.
Obesitas juga dapat berdampak buruk bagi kehidupan para wanita pengidap kanker ovarium.
3. Haid di usia dini
Menarche atau menstruasi pertama anak perempuan ternyata juga mempengaruhi risiko terkena kanker ovarium.
Mengutip Ovarian Cancer Research Alliance, anak perempuan yang haid pertamanya terjadi sebelum usia 12 tahun, berisiko tinggi mengidap kanker ovarium di kemudian hari.
Penelitian dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers, dan Preventions pun menemukkan, pengidap kanker ovarium mengalami menstruasi dini tingkat kematiannya sebesar 51 persen.
4. Hamil usia tua atau tidak pernah melahirkan
Usia kehamilan seorang wanita perlu diperhatikan. Mereka yang hamil dan melahirkan di atas 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi mengalami kanker ovarium.
Tidak pernah melahirkan sama sekali juga menjadi salah satu faktor kanker ovarium yang perlu diperhatikan oleh wanita.
5. Terapi hormon setelah menopause
Kondisi yang membuat seorang wanita berisiko kanker ovarium yang terakhir yakni terapi hormon usai menopause.
Terapi esterogen atau dibarengi juga dengan progesteron, akan meningkatkan pertumbuhan sel di ovarium, dibandingkan mereka yang tak melakukannya.
Jika Anda termasuk dalam 5 kondisi di atas baiknya mulai waspada.
Bahkan jika Anda mengalami beberapa ciri ini Anda juga baiknya langsung periksa ke dokter.
Bukan tanpa alasan, terungkap jika beberapa ciri ini adalah gejala kanker ovarium.
Dilansir dari laman Ovarian Cancer Research Alliance (OCRA), terdapat beberapa kondisi yang sebenarnya merupakan tanda awal kanker ovarium tapi tidak disadari.
1. Perut kembung
2. Nyeri di pelvis atau bagian perut bawah
3. Sulit makan atau merasa cepat kenyang
4. Sering ingin buang air kecil daripada biasanya
Karena gejala-gejala tersebut sangat umum terjadi, wanita disarankan untuk melakukan pemeriksaan bila merasakannya selama dua minggu berturut-turut.
Nah mulai sekarang belajar lah dari perjuangan Feby yang sempat melawan kanker ya.
Jadi jika Anda masuk dalam golongan kondisi tersebut lebih waspada dan jangan lagi anggap remeh
Lebih baik lagi Anda langsung temui dokter.
Penulis | : | Gusthia Sasky T |
Editor | : | Gusthia Sasky T |
KOMENTAR