SajianSedap.com - Semua pasti memiliki air isi ulang di rumah.
Mau air isi ulan bermerek atau yang menggunakan usaha rumahan.
Kebutuhan akan air isi ulang juga sangat tinggi.
Hal ini lantaran para penghuni rumah tidak perlu lagi masak air supaya matang.
Air isi ulang juga bisa menghemat gas tentunya.
Walau begitu, air isi ulang juga perlu memperhatikan beberapa hal.
Terutama soal kualitas dari galon air isi ulang itu sendiri.
Penting bagi pembeli untuk memperhatikan kualitas dari galon air isi ulang.
Salah satunya jangan sampai terkena sinar matahari langsung.
Karena hal ini bisa membawa dampak buruk.
Terutama buat seisi rumah.
Bahaya Air Galon yang Terkena Panas
Bahan dari PET yaitu resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester.
Bahan plastik yang mengandung PET ini cenderung lebih aman bagi kesehatan.
Tapi ingat, risiko bahan PET.
Meski disebut aman, PET tetap menyimpan risiko tersendiri.
Jenis plastik yang terbuat dari zat ini mengandung antimon trioksida yang dianggap bersifat karsinogen dan bisa menyebabkan tejadinya kanker pada sel-sel tubuh.
Botol atau kemasan makanan berbahan plastik PET yang disimpan dalam temperatur hangat, dalam waktu yang lama, misalnya di dalam mobil dan ruang penyimpanan tertutup lain, disebut dapat meningkatkan pelepasan bahan berbahaya.
Karenanya, jika air minum mineral kemasan besar atau galon memnggunakan PET jauh lebih berisiko.
Sebab dalam pendistribusiannya bisa tarpapar panas berlebih.
Saat sampai di gudang agen, sudahkah disimpan di tempat yang baik?
Bagaimana dengan saat dijual di pedagang eceran, apakah disimpan ditempat yang benar dan direkomendasikan?
Mengenai hal ini pun konsumen harus kritis.
Jika tempat penyimpanan benar mulai dari hulu ke hilir, air minum yang dikemas dalam plastik PET aman untuk dikonsumsi.
Sebab sudah memiliki ijin edar juga dari BPOM.
Tidak hanya itu, kita juga perlu hati-hati dengan air galon dari kemasan BPA.
Keamanan Air Galon Berbahan PC
Mengenai kedua plastik ini banyak isu yang beredar prihal keamanannya, untuk kesehatan manusia yang mengonsumsinya.
Padahal untuk hal ini, kita cukup berpedoman pada ijin edar yang dilegalisasi oleh BPOM sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap keamanan pangan di Indonesia.
Selama prodak air minum yang dikemas dalam wadah atau galon plastik itu sudah mendapat ijin edarsecara legal dari BPOM, dan sudah ada logo SNI nya, maka prodak tersebut sudah aman.
Kita tidak perlu lagi dipusingkan oleh isu dari mereka yang menyebarkan dan tak bertanggung jawab.
Kemasan air minum galon berbahan PC yang bisa digunakan ulang atau digunakan kembali, sering diisukan mengandung bahan kimia berbahaya BPA alias adalah bisphenol A.
Padahal sbenarnya BPA ini menurut NHS banyak ditemukan dalam produk-produk rumah tangga.
BPA banyak digunakan dalam pembuatan plastik transparan, kaku, dan dapat digunakan dalam waktu lama. Salah satunya adalah galon air mineral.
Ahli Kimia Makromolekuler dari Pusat Penilitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Muhammad Ghozali membenaran plastik yang terbuat dari zat ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Jika dilihat BPA-nya, memang menurut Ghozali bida berdampak padaterjadinya disfungsi reproduksi pada wanita, peningkatan infertilitas, gangguan siklus menstruasi, menopause dini, sindrom ovarium polikistik, tumorigenesis endometrium, payudara, dan ovarium.
Sementara pada pria bisa berdampak penurunan jumlah dan kualitas sperma, penurunan libido, disfungsi ereksi, kesulitan ejakulasi ereksi, diabetes mellitus (DM), dan obesitas.
"Intinya gangguan sistem reproduksi dan obesitas. Ada juga yang menyebutkan dapat menyebabkan kanker, (gangguan) sistem saraf, dan jantung," sebut Ghozali.
Walau demikian, ingat, BPA bisa berbahaya pada sebuah kemasan pangan apabila zat BPA masuk ke dalam tubuh manusia.
NHS menyebutkan, BPA dapat bermigrasi dalam jumlah kecil ke dalam makanan dan minuman yang disimpan di dalam bahan yang mengandung zat tersebut.
BPOM sudah mempunyai batasan dan aturan mengenai hal ini untuk melindungi masyarakat Indonesia.
Jadi jika lolos sertifikasi BPOM, artinya migrasinya masih ditoleransi, tidak berdampak buruk pada kesehatan saat ini maupun jangka panjang bagi konsumen.
KOMENTAR