Maka artinya, seperti sudah disinggung sebelumnya, mereka akan membayar kembali agensi setelah debut.
Setiap agensi menetapkan aturan yang berbeda terkait hal ini, tetapi sebagian besar perusahaan berharap trainee mengganti biaya yang mereka keluarkan.
Dalam kasus ini, proses menjadi idol Kpop bukan sesuatu seperti investasi, tapi lebih ke pinjaman atau utang.
Kalau sudah begini, idol K-Pop boleh jadi belum menerima bayaran selama pinjamannya belum lunas.
Tur dan merchandise K-Pop adalah strategi pemasaran agensi untuk mendapatkan uang dari barang dagangan mereka.
Barang dagangan yang dijual berupa tiket konser, album, pernak-pernik para idola, dan sebagainya.
Agensi melakukan ini umumnya untuk mendapatkan "pengembalian" uang dari para idol.
Hasil penjualan tiket dan merchandise tentu masuk ke kantong agensi, sementara para idola hanya memperoleh keuntungan bahwa pinjaman mereka berkurang.
Sejumlah perusahaan industri hiburan Kpop alias agensi idol membagi keuntungan 90:10 persen.
Sembilan puluh persen untuk perusahaan dan sisanya diberikan kepada idol. Ironisnya, seringnya agensi tidak mendebutkan artis solo, tetapi grup idola.
Bayangkan bagaimana jika sepuluh persen yang diterima grup harus dibagi ke seluruh anggotanya.
Sebagai ilustrasi, katakanlah sebuah grup menerima 1 juta dolar AS (setara Rp14 miliar) dari konser atau kontrak iklan.
Perusahaan akan mengambil 900 ribu dolar AS (setara Rp12,9 miliar), dan sisa 100 ribu dolar AS (setara Rp1,4 miliar) akan diberikan kepada satu grup untuk dibagikan.
Jika jumlah anggotanya 10 orang, maka masing-masing cuma akan menerima 10 ribu dolar AS atau sekitar Rp143 juta.
Lumayan memang.
Tapi ingat, mereka juga perlu menggunakan bayaran tersebut untuk membayar tagihan utang ke agensi, pajak, dan mungkin utang pribadi lainnya.
Meski demikian, tak sedikit pula idol K-Pop yang bisa hidup mewah dari pendapatannya sebagai artis.
Umumnya, mereka tak hanya sibuk sebagai idol, tetapi juga merambah dunia akting, menjadi brand ambassador, dan lain sebagainya.
Tak jarang, ada pula yang sudah bisa berinvestasi di usia muda berkat kerja kerasnya semasa aktif sebagai idol K-Pop.
Kasus Lee Sung Gi ini tentu hampir sama.
Keuntungan pembayaran dan almbum biasanya dibagi antara perusahaan dan artis.
Namun CEO Kwon Jin Young disebut memberi tahu Seung Gi jika albumnya tidak laris.
Wah kira-kira bagaimana kasus ini selanjutnya?
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR