Yang pertama adalah diethylhexyl adipate (DEHA) dan bisphenol A (BPA).
Tapi, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh the Environmental and Water Resources Division of the Indian Institute of Technology Madras di tahun 2009, ditemukan fakta bahwa DEHA yang terkandung pada air kemasan yang terpapar sinar matahari sebenarnya masih aman untuk dikonsumsi.
Penelitian lainnya pada 2014 yang dilakukan oleh Lena Ma, seorang mahasiswi dari the University of Florida juga menyatakan hasil yang hampir sama.
Dia mengetes 16 merek botol mineral yang diletakan dalam kondisi terpapar panas tinggi selama 4 minggu.
Hasilnya, hanya 1 yang melewati batas aman konsumsi BPA.
Sisanya masih aman dikonsumsi.
Fakta / Mitos ?
Jadi, saat terpapar sinar matahari, air mineral memang akan melepaskan senyawa DEHA dan BPA.
Namun jumlahnya masih aman untuk diterima tubuh.
Akan tetapi, Hogan menyarankan kita untuk tidak lagi mengonsumsi air mineral yang disimpan dalam kondisi buruk seperti terpapar sinar matahari, sumber panas atau di daerah dengan bahan kimia yang menguap seperti bensin atau bahan pembersih.
Lena Ma juga menambahkan bahwa kandungan BPA & DEHA mungkin menjadi masalah jika disimpan lebih lama dalam kondisi buruk tersebut.
Baca Juga: Heran Lihat Pembantu Mertua Kok Masak Nasi Malah Pakai Air Teh, Pas Buka Tutup Rice Cooker, Langsung Mau Coba Sendiri Di Rumah
Intinya, lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?
Jadinya, walau belum diketahui fakta sesungguhnya dari air mineral yang disimpan dalam mobil, lebih baik kita urungkan niat saat akan meminumnya.
Pastikan tubuh mendapat sumber air yang segar setiap harinya.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Inilah 3 Faktor Air Minum yang Berasal dari Depot Isi Ulang yang Sangat Berbahaya bagi Kesehatan
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR