"Harusnya sudah bisa dikenali sejak awal. Mereka (pelaku) egoisnya tinggi sekali. '
Mereka selalu ingin diperhatikan, yang penting mereka harus diperhatikan, orang lain tidak digubris," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (30/9/2022).
Kemudian, tampilan luar terlihat sangat berbeda.
Ia sering menampilkan citra yang sangat baik di media sosial.
Kondisi ini berbeda jika bersama pasangan.
"Kadang pelaku kekerasan kita gak nyaka, justru di luar keluarga dikenal orang yamg keren justru kita akan mempertanyakan 'kok bisa dia jadi pelaku?' Sehari-hari sopan, baik, ramah, punya etika. Jadi dia menyembunyikan perilaku buruknya," terang dia.
Kemudian, manipulatif.
"Cirinya memanipulasi keadaan, dia yang salah tapi sebisa mungkin pasangan yang salah. Dan akhirnya pasangan bertanya-tanya kenapa jadi 'saya yang salah'," ujar Novita.
Sering mengancam saat sedang tidak sepaham dengan pasangan dan sangat mendominasi.
"Menganggap korban atau pasangan ini sebagai benda, properti tidak dianggap pasangan teman. Manipulatif sekali terlihat baik," terangnya.
Lebih jauh Novita mengungkapkan, saat menjadi korban KDRT langkah awal yang harus dilakukan adalah segera meminta pertolongan orang lain, misalnya pergi ke psikolog atau melaporkan pelaku ke pihak yang berwajib.
Baca Juga: Tanpa Dicicip, Ciri-ciri Durian yang Manis dan Enak, Bisa Lihat 2 Bagian Ini
Source | : | tribunnews,Kompas |
Penulis | : | Idam Rosyda |
Editor | : | Idam Rosyda |
KOMENTAR