Konsumen perlu lebih teliti untuk mengecek tanggal kedaluwarsa dan izin produksi.
Jangan terjebak dengan merek dagang besar, dan pastikan tutup tak bocor.
Eliyani mengungkapkan, produsen air mineral juga dapat mencegah maraknya kasus pemalsuan air mineral.
Salah satu tindakan pencegahan pemalsuan air mineral yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi perlindungan kemasan.
Selain itu, produsen juga dapat menambahkan segel tutup galon atau kemasan botol yang sulit ditiru.
“Teknologi yang baik bisa melindungi kandungan air mineral tetap utuh hingga sampai ke tangan konsumen, dilengkapi dengan segel tutup galon keras yang tidak gampang dipalsukan.
Dengan demikian, selain kemasannya lebih terproteksi, juga lebih aman dari kontaminasi udara luar serta pemalsuan,” ungkap dia.
Sebelumnya, pihak kepolisian sempat mencokok pengoplos air mineral kemasan palsu di Panggung Rawi, Cilegon, Banten.
Kapolres Cilegon AKBP Eko Tjahyo Untoro mengatakan, setiap hari para pelaku bisa memproduksi kurang lebih 100 galon palsu per hari atau dalam satu bulan bisa memproduksi 2.500 galon.
"Mereka menjual galon yang sudah ditempel merek dan tutup botol kemasan mereka dengan harga Rp 16.000 per galon, padahal modal isi ulangnya cuma Rp 5.000 sampai Rp 6.000.
Jika ditotal, komplotan pengoplos galon ini meraup keuntungan hingga mencapai Rp 28 juta per bulan.
Aktivitas pengoplosan ini sudah berlangsung selama dua tahun," tandas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Cek Galon Air yang Kita Beli Palsu atau Tidak, Menurut YLKI".
KOMENTAR