SajianSedap.com - Kolesterol termasuk penyakit yang paling sering menyerang di Indonesia.
Dari tua dan muda, semuanya bisa terserang penyakit satu ini.
Itu sebabnya, banyak orang dari muda sudah minum obat kolesterol.
Tapi, banyak juga yang sudah minum obat tapi kolesterolnya tak kunjung turun.
Nah, kalau hal ini terjadi pada Anda, bisa jadi Anda minum obat kolesterol di waktu yang salah.
Ternyata, ini waktu terbaik minum obat kolesterol, lo.
Kapan Waktu Terbaik Minum Obat Kolesterol?
Statin adalah obat yang paling banyak diresepkan untuk membantu menurunkan kolesterol. Mereka secara khusus menargetkan kolesterol low-density lipoprotein (LDL). Jenis lemak yang buruk
Ketika kita memiliki terlalu banyak kolesterol LDL, lemak ini dapat menumpuk di dinding arteri. Hal ini dapat menyebabkan penurunan aliran darah. Kolesterol LDL yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner.
Statin bekerja dalam dua cara:
- Menghambat enzim yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi kolesterol.
- Membantu mengurangi plak yang menumpuk di arteri. Plak ini terdiri dari kolesterol.
Dengan cara kerjanya ini, statin dapat membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung atau stroke.
Berbagai statin tersedia dalam nama merek dan bentuk generik. Beberapa statin yang umum adalah simvastatin (Zocor), lovastatin (Altoprev, Mevacor), fluvastatin (Lescol XL), atorvastatin (Lipitor), pitavastatin (Livalo), pravastatin (Pravachol) dan rosuvastatin (Crestor)
Kebanyakan statin harus diminum setiap 24 jam sekali. Bergantung pada obat dan dosis tertentu, kita mungkin perlu mengonsumsi statin dua kali sehari.
Statin tertentu bekerja lebih baik bila dikonsumsi dengan makanan. Yang lain bekerja paling baik ketika diminum malam hari. Ini karena enzim pembuat kolesterol lebih aktif di malam hari.
Juga, waktu paruh, atau jumlah waktu yang dibutuhkan untuk setengah dosis untuk meninggalkan tubuh ada pada beberapa statin pendek.
Ada juga statin yang harus dikonsumsi di malam hari. Karena beberapa statin memiliki waktu paruh kurang dari enam jam, statin ini paling baik dikonsumsi pada malam hari.
Simvastatin adalah contoh statin yang bekerja lebih baik jika diminum di malam hari. Studi menunjukkan bahwa ketika simvastatin diminum di malam hari, ada penurunan kolesterol LDL yang lebih besar daripada saat diminum di pagi hari.
Lovastatin harus diminum dengan makan malam. Namun, versi pelepasan lovastatin yang diperpanjang, Altoprev, harus dikonsumsi sebelum tidur.
Fluvastatin memiliki waktu paruh sekitar tiga jam, jadi sebaiknya juga diminum pada malam hari.
Studi menunjukkan bahwa beberapa statin yang lebih baru bisa sama efektifnya jika dikonsumsi di pagi hari.
Inhibitor reductase HMG-CoA seperti atorvastatin dan rosuvastatin lebih potensial daripada statin yang lebih tua. Mereka memiliki waktu paruh setidaknya 14 jam.
Fluvastatin pelepasan diperpanjang, atau Lescol XL, dapat dikonsumsi kapan saja.
Apa yang perlu diketahui tentang mengonsumsi statin?
Hal terpenting yang perlu diketahui adalah bahwa statin tidak semuanya sama.
Itu sebabnya kita harus benar-benar membaca materi yang disertakan dengan resep. Ikuti petunjuk dengan hati-hati untuk efektivitas maksimum.
Dokter mengetahui masalah medis pribadi dan merupakan sumber informasi terbaik.
Selalu tanyakan apakah statin harus dikonsumsi bersama makanan atau pada waktu tertentu.
Konsistensi waktu meminum sangat penting.
Jika waktu tidak menjadi masalah dengan statin, piilih waktu yang paling mungkin diingat untuk meminumnya.
Statin bekerja paling baik bila dikonsumsi pada waktu yang sama setiap hari. Setelah menjadi bagian dari rutinitas, kita cenderung tidak akan lupa.
Beberapa zat dapat berinteraksi dengan statin.
Dengan beberapa statin, minum jus jeruk bali, atau makan jeruk bali, adalah ide yang buruk.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Jus jeruk bali dapat menyebabkan statin itu bertahan lebih lama di tubuh, dan obatnya bisa menumpuk.
Hal ini dapat meningkatkan risiko kerusakan otot, kerusakan hati, dan bahkan gagal ginjal.
Jika label resep tidak tidak menyebutkan jus jeruk bali, pastikan untuk menanyakannya kepada dokter.
Statin juga dapat berinteraksi dengan obat lain, jadi beri tahu dokter tentang semua obat yang dipakai.
Itu termasuk suplemen, obat bebas, dan obat resep.
Ketahui efek samping. Statin bisa efektif dalam mengendalikan kolesterol, tetapi mereka memiliki risiko. Beberapa efek samping yang umum termasuk nyeri otot dan sendi, mual, dan sakit kepala.
Risiko serius termasuk kerusakan pada otot, ginjal, dan hati. Jika menderita diabetes tipe 2, statin dapat meningkatkan kadar gula darah Anda.
Jika mengalami efek samping, penting untuk memberi tahu dokter. Terkadang, beralih ke statin lain dapat membantu.
Cara lain untuk membantu mengurangi kolesterol adalah dengan menjaga berat badan yang sehat melalui diet dan olahraga.
Diet memainkan peran penting dalam kadar kolesterol darah. Diet harus dikemas dengan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan.
Cobalah untuk mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak trans, serta meningkatkan asupan asam lemak omega-3. Kita juga harus mengurangi garam dan karbohidrat olahan.
Jadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas harian dan cobalah untuk jangan sering duduk. Lakukan gaya hidup aktif.
Kita juga dapat menurunkan risiko kolesterol menumpuk dengan tidak merokok. (*)
Penulis | : | Virny Apriliyanty |
Editor | : | Virny Apriliyanty |
KOMENTAR